PENGARUH EKSTRAK KAYU MANIS TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA TIKUS DIABETES MELITUS YANG DI INDUKSI STREPTOZOTOCIN

PENGARUH EKSTRAK KAYU MANIS TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA TIKUS DIABETES MELITUS YANG DI INDUKSI STREPTOZOTOCIN


Abstract


Kayu manis adalah rempah-rempah yang terdapat di Indonesia dan memiliki banyak manfaat digunakan sebagai antidiabet dan antioksidan. Serbuk kayu manis mengandung MHCP (Methylhydroxychalcone Polymer) dapat meningkatkan sensitivitas insulin sehingga menurunkan kadar glukosa darah dan dapat digunakan untuk membantu pengobatan penderita diabetes. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan desain penelitian “True Eksperimental laboratorik dengan pendekatan Pretest-Postest Control Design. Sampel terdiri dari 21 sampel dan diacak menjadi 3 kelompok dalam satu kelompok terdapat 5 sampel. Variabel independent Ekstrak Kayu Manis, dan Variabel Dependent Kadar Glukosa. Pengambilan sampel dengan menggunakan Random Sampling, data yang terkumpul dianalisa dengan uji ANOVA. Hasil analisa menunjukkan kadar gula darah mengalami penurunan setelah diberi ekstrak kayu manis. Setelah di uji statistik one-way anova pada kelompok Pretest didapatkan nilai sign = 0,269 dan pada kelompok postest nilai sign = 0,08. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ho ditolak yang artinya ada pengaruh yang signifikan ekstrak kayu manis terhadap penurunan kadar glukosa darah.


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Diabetes melitus (DM) adalah suatu penyakit dimana kadar glukosa (gula
sederhana) yang ada didalam darah terlalu tinggi. Tingginya kadar gula dalam
darah disebabkan tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara
cukup (Rusdi & Iisnawati, 2009). Insulin adalah protein yang pada orang normal
dihasilkan oleh sel beta pankreas dan berperan untuk mengendalikan kadar gula
darah tetap normal, dengan memperlancar pengangkutan glukosa kedalam sel
jaringan dan disimpan dalam bentuk cadangan tenaga yaitu glikogen (Bilous,
2008). Kelainan utama adalah berkurangnya insulin didalam sirkulasi darah.
Meningginya gula darah terjadi karena bertambahnya glukosa yang dikeluarkan
oleh hati, sedangkan penggunaan glukosa oleh jaringan perifer menurun (Sutedjo,
2010).

Total penderita diabetes di Indonesia berdasarkan WHO pada tahun 2009 adalah
sekitar 8 juta jiwa, dan diperkirakan jumlahnya akan melebihi 21 juta jiwa pada
tahun 2025 mendatang. Diabetes tidak hanya dijumpai diperkotaan namun juga
dipedesaan. Presentase diabetes diperkotaan tercatat sebesar 14,7 %, sedangkan
pedesaan 7,2%. Angka ini tidaklah terlalu mengherankan mengingat sekarang ini
gerai makanan cepat saji (fast food) makin mudah dijumpai dimana-mana
termasuk didaerah non perkotaan (Sutaryo, 2011). Berdasarkan data terakhir dari
Internasional Diabetes Federation (IDF), jumlah penderita diabetes di Indonesia
pada tahun 2012 mencapai 7.551.000 orang dan akan mengalami peningkatan

1

2

hingga mencapai 21.257.000 orang pada tahun 2030. Hal tersebut menempatkan
peringkat Indonesia menjadi salah satu dari sepuluh negara di dunia dengan
jumlah kasus diabetes terbanyak (Anonim,2012)

Penyakit diabetes biasanya disebabkan oleh dua faktor utama. Pertama adalah
faktor kelebihan mengonsumsi gula, makanan berlemak, dan berkolestrol, namun
rendah serat dan vitamin. Gaya hidup yang tidak sehat dan pola makan yang tidak
sehat dapat menjadi penyebabnya. Pola makan yang tidak baik menyebabkan
tidak adanya keseimbangan antara karbohidrat dan kandungan lain yang
dibutuhkan oleh tubuh. Akibatnya kandungan gula dalam tubuh jadi tinggi
melebihi kapasitas kerja pankreas. Faktor kedua adalah keturunan, faktor usia,dan
faktor kegemukan juga sangat berpengaruh (Sudarmoko, 2010). Komplikasi yang
sering terjadi dan mematikan adalah serangan jantung dan stroke. Hal ini
berkaitan dengan kadar gula darah meninggi terus-menerus, sehingga berakibat
rusaknnya pembuluh darah, saraf dan struktur internal lainnya ( Badawi, 2009).


Lengkapnya Langsung saja download file pdf berikut ini gratis

Klik Download Via Userscloud
Klik Download Via Tusfiles

Itulah beberapa artikel skripsi thesis atau materi yang bisa anda gunakan untuk bahan tugas dan ajar, semoga bermanfaat.

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN IMD DI BPM ETTY S.R.Z, SST. DI DESA MENTURO KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR DENGAN IMD DI BPM ETTY S.R.Z, SST. DI DESA MENTURO KECAMATAN SUMOBITO KABUPATEN JOMBANG

Abstract

Berdasarkan Laporan Derajat Kesehatan Provinsi Jawa Timur menurut kabupaten/kota tahun 2012, angka harapan hidup diprovinsi jawa timur tahun 2012 dalam satuan tahun sebesar 70,09 angka kematian bayi dalam satuan per 1000 kehamilan hidup sebesar 28,31 dan angka kematian ibu dalam satuan 100,000 kelahiran hidup sebesar 97,3 (Dinas kesehatan Jawa Timur, 2012). Tujuan dari asuhan kebidanan ini adalah memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan IMD serta dapat melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan 6 langkah.Asuhan kebidanan standar Di Bpm Etty S.R.Z, Sst. Di Desa Menturo Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang. Metode yang digunakan dalam asuhan kebidanan yang digunakan terhadap By “S” ini adalah Standar asuhan kebidanan, meliputi pengkajian data, merumuskan diagnose dan atau masalah kebidanan, intervensi, implementasi, evaluasi dan catatan perkembangan yang telah dilakukan secara bertahap procedural Pada pengkajian ditemukan hasil By”S” melakukan IMD di atas perut ibu sehingga dari data pengkajian timbul perumusan diagnose dan masalah bayi baru lahir dengan IMD, sehingga untuk intervensi untuk intervensi penulis melakukan planning konseling tentang manfaat IMD kepada keluarga, setelah dilakukan IMD ± 1 jam reflek menghisapbayi baik tetapi ASI belum keluar lancar dan ternyata setelah dievaluasi IMD berhasil dan terlaksana dengan baik sesuai dengan prosedur. Dan setelah diberi konseling atau di evaluasi dalam waktu 5 hari reflek menghisap bayi baik dan ASI keluar dengan lancar. Pada pelaksanaan asuhan kebidanan tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus. Kesimpulan yang dapat diambil dari asuhan ini yaitu Asuhan kebidanan terhadap By “S” selama 5 hari setelah di berikan konseling reflek menghisap bayi baik dan ASI keluar lancar. Hendaknya pasien dapat mengerti dan memahami serta menerapakan apa yang telah di jelaskan oleh petugas kesehatan.

Lengkapnya Langsung saja download file pdf berikut ini gratis

Klik Download Via Userscloud
Klik Download Via Tusfiles

Itulah beberapa artikel skripsi thesis atau materi yang bisa anda gunakan untuk bahan tugas dan ajar, semoga bermanfaat.

CLASS CONFLICTS IN CHINUA ACHEBE’S THINGS FALL APART (MARXIST APPROACH)

CLASS CONFLICTS IN CHINUA ACHEBE’S THINGS FALL APART (MARXIST APPROACH)

Abstract

The phenomenon of class conflict does not only occured in real life, but also in literary works, such as novel. This phenomenon was described clearly in Chinua Achebe‟s novel, Things Fall Apart. The problem of this research is about the class conflict between Igbo society and British missionaries occured in the novel. The aim of this research is to explain the class conflict between Igbo society and British missionaries. To answer the problem, this research used the Marxist Approach since this research explained the social class of Igbo society, social class of British missionaries and the class struggle of Igbo society. The data source of this research is the novel itself Things Fall Apart. While the research data are in the form of conversations, quotations, statements, and expressions dealing with the social class and class conflict which are taken from the novel. The result of this research described that there were the changes of the Igbo society‟s faith and their culture, the separation of the Igbo society after the arrival of the British misionaries until they are separated into two groups. Most of them become the follower of the British missionaries and part of them are still loyal to their own faith and culture. Still there are struggle of Igbo society who are still obey the cultural heritage of their ancestors to maintain their own faith and culture from the influence of the British missionaries.

Lengkapnya Langsung saja download file pdf berikut ini gratis

Klik Download Via Userscloud
Klik Download Via Tusfiles

Itulah beberapa artikel skripsi thesis atau materi yang bisa anda gunakan untuk bahan tugas dan ajar, semoga bermanfaat.

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN EMESIS GRAVIDARUM DI BPM UMI SALAMAH, Amd.Keb DS. PETERONGAN KEC. PETERONGAN KAB. JOMBANG

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN EMESIS GRAVIDARUM DI BPM UMI SALAMAH, Amd.Keb DS. PETERONGAN KEC. PETERONGAN KAB. JOMBANG

Abstract

Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Penelitian ini bertujuan Melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan emesis di BPM Umi Salamah, Amd.Keb Ds. Peterongan Kec. Peterongan Kab. Jombang 2015. Metode yang digunakan dalam penulisan Laporan Tugas Akhir yaitu dengan studi kepustakaan dan studi kasus dengan Standart Asuhan kebidanan mulai dari pengkajian, perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan, intervensi, implementasi, evaluasi, dan pencatatan asuhan kebidanan. Hasil asuhan kebidanan pada Ny “N” umur 23 tahun GIIP00100 usia kehamilan 6 minggu dengan penatalaksanaan emesis gravidarum, bahwa apa yang telah direncanakan telah terlaksana dan dievaluasi dengan hasil yang baik yaitu ibu dalam keadaan baik, keluhan mual pusing berkurang bahkan hilang, dengan pemberian minuman jahe 1 g dengan air 200 cc perhari dalam waktu 6 hari pemberian dan di observasi dalam waktu 14 hari menunjukan adanya pengaruh untuk emesis gravidarum dapat berkurang bahkan hilang. Kesimpulan yang didapat dari Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Pada Ny" N " GIIP00100 Dengan Enesis Gravidarum Di BPM Umi Salamah, Amd.Keb Ds. Peterongan Kec. Peterongan Kab. Jombang 2015 berjalan sesuai rencana dengan catatan perkembangan 14 hari dilakukan kunjungan ke rumah klien tidak terjadi hambatan, ibu dalam keadaan baik, mual muntah berkurang bahkan hilang, ibu sudah bisa makan pagi dan melakukan pekerjaan rumah sendiri tanpa dibantu suami. Dan disarankan untuk lahan penelitian dengan adanya studi kasus ini dapat dijadikan evaluasi sehingga dapat dijadikan salah satu acuan pedoman guna meningkatkan fasilitas ibu hamil fisologis. Serta untuk klien Dengan adanya studi kasus ini diharapkan dapat memberikan pendidikan dan pengetahuan pada ibu hamil untuk mengurangi masalah dalam kehamilan khususnya mual muntah.

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kehamilan menurut Federasi Obstetri Ginekologi International adalah
fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum kemudian dilanjutkan
dengan nidasi atau implantasi ( Prawirohardjo, 2009:213).
Mual muntah merupakan salah satu gejala paling awal, paling umum
dan paling menyebabkan stress yang dikaitkan dengan kehamilan. Mual
muntah sering kali diabaikan karena dianggap sebuah konsekuensi normal di
awal kehamilan tanpa mengakui dampak hebat yang ditimbulkannya pada
wanita dan keluarga mereka (Tiran, 2009:1).
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan standar baik buruknya
pelayanan kesehatan di sebuah negara. Menurut organisasi kesehatan dunia
(WHO) memperkirakan bahawa setiap tahun, 500/100.000 wanita meninggal
dunia akibat kehamilan atau persalinan. Dari fakta tersebut dapat diartikan
bahwa angka kematian ibu mendekati satu per menit. Dan, diperkirakan 99%
kematian tersebut terjadi di negara-negara berkembang (WHO, 2007).
Berdasarkan Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) yaitu berkaitan dengan kehamilan,
persalinan, dan nifas sebesar 359/100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut
meningkat 57% dari SDKI tahun 2007 yaitu 228/100.000. Dimana angka-

2

angka tersebut masih jauh dari target MDG’s sebesar 102/100.000 kelahiran
hidup tahun 2015 (SDKI 2012).
Di Jawa Timur justru mengalami peningkatan dalam jumlah kematian
ibu. Capaian Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2012 ini mencapai
97,43/100.000 kelahiran hidup (Dinkes Jatim, 2013). Capaian Angka
Kematian Ibu ( AKI) di Kabupaten Jombang di tahun 2013 mencapai 18
orang dari 19.530 kelahiran hidup (Dinkes Jombang 2013).
Di Indonesia terdapat 50-90 % kasus Emesis Gravidarum yang
dialami oleh ibu hamil. Namun, pada kasus seperti ini tidak menyebabkan
kematian pada ibu hamil karena Emesis Gravidarum hanya kekurangan
nutrisi dan cairan. Emesis Gravidarum yang berkelanjutan bisa berakibat
Hyperemesis Gravidarum. Pada Hyperemesis Gravidarum berakibat buruk
bagi kesehatan ibu dan bayinya. Oleh karena itu ibu hamil dengan
Hyperemesis Gravidarum harus segera dirawat di rumah sakit agar
mendapatkan penanganan segera (Maharani, 2010: 34).
Berdasarkan study pendahuluan di BPM Umi Salamah, Amd.Keb.
Ds.Peterongan Kec.Peterongan Kab.Jombang. Pada bulan Januari 2015
diperoleh data bahwa dari 36 ibu hamil yang periksa terdapat 29 ibu hamil
yang mengalami Emesis Gravidarum.
Penyebab mual dan muntah selama kehamilan biasanya disebabkan
oleh perubahan hormone dalam system endokrin yang terjadi selama
kehamilan, terutama disebabkan oleh tingginya fluktuasi kadar hCG (human
chorionic gonadotrophin), khususnya mual muntah terjadipada 12-16 minggu

3

pertmana, yang pada saat itu hCG mencapai kadar tingginya. hCG sama
dengan LH (luteinizing hormone) dan disekresikan oleh sel-sel trofoblas
blastosit. hCG melewati control ovarium di hipofisis dan menyebabkan
korpus luteum terus memproduksi estrogen dan progesterone (Tiran, 2009:5).
Akibat meremehkan rasa mual dan muntah yang dirasakan pada wanita saat
hamil dapat meningkatkan ketegangan emosional, stress psikologis dan
keterlambatan dalam penanganan yang tepat, kondisi bisa menjadi patologis
(Tiran, 2009:2).
Emesis Gravidarum dapat diatasi dengan memberikan asuhan secara
komprehensif dan terapi nonfarmakologi. Salah satunya dengan pemberian
minuman jahe .
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk menerapkan
“Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan Emesis Gravidarum di BPM
Umi Salamah, Amd.Keb Ds. Peterongan Kec. Peterongan Kab. Jombang“.

1.2 Rumusan Masalah.
Bagaimana memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
emesis gravidarum di BPM Umi Salamah, Amd.Keb Ds.Peterongan
Kec.Peterongan Kab.Jombang 2015?

4

1.3 Tujuan Penulis.
1.3.1

Tujuan Umum
Melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan emesis di
BPM Umi Salamah, Amd.Keb Ds. Peterongan Kec. Peterongan Kab.
Jombang 2015.

1.3.2

Tujuan Khusus

1.3.2.1 Melakukan pengkajian pada ibu hamil dengan emesis gravidarum di
BPM Umi Salamah, Amd.Keb Ds. Peterongan Kec. Peterongan
Kab.Jombang.
1.3.2.2 Menegakkan diagnosa masalah dan kebutuhan pada ibu hamil dengan
emesis gravidarum di BPM Umi Salamah, Amd.Keb Ds. Peterongan
Kec. Peterongan Kab. Jombang.
1.3.2.3 Menentukan rencanaan tindakan pada ibu hamil dengan emesis
gravidarum di BPM Umi Salamah, Amd.Keb Ds. Peterongan Kec.
Peterongan Kab. Jombang.
1.3.2.4 Melaksanakan rencanaan tindakan data pada ibu hamil dengan emesis
gravidarum

di

BPM

Umi

Salamah,

Amd..Keb

Ds.Peterongan

Kec.Peterongan Kab.Jombang.
1.3.2.5 Melakukan evaluasi atas tindakan pada ibu hamil dengan emesis
gravidarum di BPM Umi Salamah, Amd.Keb Ds. Peterongan
Kec.Peterongan Kab. Jombang.

5

1.3.2.6 Melakukan catatan perkembangan atas tindakan pada ibu hamil dengan
emesis gravidarum di BPM Umi Salamah, Amd.Keb Ds. Peterongan
Kec. Peterongan Kab. Jombang.

1.4 Ruang Lingkup
Sasaran
Tempat

: Ibu hamil dengan emesis gravidarum
: BPM Umi Salamah, Amd.Keb Ds.Peterongan Kec.Peterongan
Kab.Jombang

Waktu

: Januari-Februari 2015

1.5 Manfaat Penilitian
1.5.1

Manfaat Teoritis
Dengan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman secara
langsung dalam penerapan ilmu yang diperoleh selama akademik,
menambah wawasan dalam menangangani ibu hamil dengan emesis
gravidarum.

1.5.2

Manfaat Praktis

1.5.2.1 Bagi Penulis
Sebagai sarana dan alat dalam memperoleh pengetahuan dan
pengalaman khususnya dalam menerapkan ilmu yang telah diperoleh
selama ini, khususnya dalam asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
emesis gravidarum di BPM Umi Salamah, Amd.Keb Ds.Peterongan
Kec.Peterongan Kab.Jombang.

6

1.5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar
tentang asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan emesis gravidarum yang
dapat digunakan sebagai acuan bagi praktik mahasiswa kebidanan.
1.5.2.3 Bagi Lahan Praktek
Dari hasil penulisan ini dapat memberikan masukan pada tenaga
kesehatan untuk lebih mempertahankan dan meningkatkan pelaksanaan
praktek layanan asuhan kebidanan khususnya pada ibu hamil dengan
emesis gravidarum di BPM Umi Salamah, Amd.Keb Ds.Peterongan
Kec.Peterongan Kab.Jombang secara profesional.
1.5.2.4 Bagi Klien
Sebagai bahan masukan dan tambahan ilmu pegetahuan serta
pengalaman dan melaksanakan tindakan-tindakan yang telah diberikan
bidan.
1.5.2.5 Bagi Masyarakat
Hasil penulisan ini nantinya diharapkan dapat memberikan
informasi dan menambah wawasan masyarakat terutama ibu hamil dalam
mengatasi emesis gravidarum dalam pemilihan jenis makanan maupun
minuman.

7

1.6 Metode Memperoleh Data
Metode yang digunakan dalam penulisan studi kasus ini adalah :
1.6.1

Studi Pustaka
Penulis mencari, mengumpulkan, dan mempelajari referensi yang
relevan dengan kasus yang dibahas yaitu tentang asuhan kebidanan ibu
hamil dengan emesis gravidarum dari beberapa buku dan informasi
internet.

1.6.2

Studi Kasus
Melakukan studi kasus dengan menggunakan pendekatan asuhan
kebidanan yang meliputi pengkajian data, penegakan diagnosa masalah
dan kebutuhan, perencanaan tindakan asuhan, melakukan rencana tindakan
asuhan, evaluasi terhadap asuhan kebidanan ibu hamil dengan emesis
gravidarum

di

BPM

Umi

Salamah,

Amd.Keb

Ds.Peterongan

Kec.Peterongan Kab.Jombang serta mendokumentasikannya.
Untuk mengumpulkan data dalam pengkajian menggunakan metode :
1.6.2.1 Anamnesa
Penulis melakukan tanya jawab dengan klien, suami, dan
keluarganya untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
1.6.2.2 Pemeriksaan Fisik
Melakukan pemeriksaan secara sistematis pada klien mulai dari
kepala sampai kaki dengan menggunakan teknik inspeksi, palpasi,
auskultasi, perkusi serta ditunjang dengan pemeriksaan USG.

8

1.6.2.3 Studi Dokumentasi
Studi dilakukan dengan mempelajari status kesehatan klien yang
bersumber dari catatan dokter, bidan, maupun sumber lain yang
menunjang.

1.7 Sistematika Penulisan
Untuk proposal studi kasus ini secara garis besar menyusun BAB
dibagi sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulis, ruang
lingkup, manfaat penulis, metode memperoleh data, serta
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Menguraikan tentang konsep dasar ibu hamil, konsep dasar emesis,
manajemen standart asuhan kebidanan, serta landasan hukum


Lengkapnya Langsung saja download file pdf berikut ini gratis

Klik Download Via Userscloud
Klik Download Via Tusfiles

Itulah beberapa artikel skripsi thesis atau materi yang bisa anda gunakan untuk bahan tugas dan ajar, semoga bermanfaat.

HUBUNGAN TINGKAT KEOTORITERAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS 5 MI MUBTADIUL ULUM CARANGREJO KESAMBEN JOMBANG

HUBUNGAN TINGKAT KEOTORITERAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS 5 MI MUBTADIUL ULUM CARANGREJO KESAMBEN JOMBANG

Abstract

Banyaknya siswa yang tidak mematuhi aturan sekolah. Padahal orang tua sudah mendisiplinkan anak tapi kurang memenuhi kebutuhan anak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat keotoriteran pola asuh orang tua dengan pembentukan kepribadian siswa kelas 5 MI Mubtadiul Ulum Carangrejo Kesamben Jombang. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan uji analisis korelasi product moment. Subyek penelitian adalah siswa kelas 5 sebanyak 26 siswa. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa tingkat keotoriteran pola asuh orang tua tergolong sangat baik yaitu sebesar 95,06%. Pembentukan kepribadian siswa tergolong sangat baik yaitu sebesar 75,56%. Hasil analisis diperoleh nilai r hitung sebesar 0,124 dan r tabel pada taraf signifikan 5% sebesar 0,388 yang terletak pada indeks korelasi yang sangat lemah sehingga korelasi ini dianggap tidak ada hubungan. Dan karena r hitung jauh lebih kecil dari r tabel maka ini membuktikan Ho diterima dan Ha ditolak. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan yang positif antara tingkat keotoriteran pola asuh orang tua dengan pembentukan kepribadian siswa kelas 5 MI Mubtadiul Ulum Carangrejo Kesamben Jombang. Kata kunci: Tingkat keotoriteran pola asuh orang tua, pembentukan kepribadian siswa.

Lengkapnya Langsung saja download file pdf berikut ini gratis

Klik Download Via Userscloud
Klik Download Via Tusfiles

Itulah beberapa artikel skripsi thesis atau materi yang bisa anda gunakan untuk bahan tugas dan ajar, semoga bermanfaat.

IMPROVING STUDENTS’ VOCABULARY BY USING CHANTS MEDIA AT SEVENTH GRADE OF MTS PLUS DARUL ULUM PETERONGAN JOMBANG IN ACADEMIC YEAR 2014-2015

IMPROVING STUDENTS’ VOCABULARY BY USING CHANTS MEDIA AT SEVENTH GRADE OF MTS PLUS DARUL ULUM PETERONGAN JOMBANG IN ACADEMIC YEAR 2014-2015

Abstract

This study was conducted to know the students’ improvement and the effect of chants media strategy in improving the students’ achievement in vocabulary at seventh grade of MTs Plus Darul Ulum Peterongan Jombang. This study was expected to provide relevant knowledge about the teaching of English, especially on vocabulary, at junior high school level by implementing particular strategy. It was useful to increase the student ability about English vocabulary. This study is related to the result of preliminary study showed that the students had difficulty on vocabulary. They are also lack of vocabulary, did not care to increase their vocabulary; were too lazy; had many bad reasons; and were easy to be bored in memorizing some vocabularies. The research design that was used in this study was Classroom Action Research (CAR) to improve the quality of the learning process and aimed solve the problem at the seventh grade. The CAR was done based on Stephen Kemmis’s design and the researcher used observation and test as the instruments of this research. The research conducted in one cycle and the cycle has planning, implementing, observing and reflecting. The students’ achievement in teaching vocabulary by using chants media in this cycle, it could be seen from the improvement of the students result. It showed that, there were 98% from 30 students improvement that the students were reached 75 as the Minimum Criteria of Success. The result of this research has shown that the implementation of chants media in teaching and learning process could improve the students’ achievement in vocabulary and the students activity. The students involvement are in terms of active in answering the question and learning process with good respond, enthusiastic and interested with the media, the students are singing together, the students are enthusiastic in telling some expression and concluding the material.
Item Type:     Thesis (Other)

CHAPTER I
INTRODUCTION

1.1

Background Of The Study
In studying English, vocabulary is needed very much by the learner

because it was the key in studying English. As Thornbury (2002: 13) states that
Vocabulary is one of language component which has an important role as well as
four language skills namely: reading, writing, speaking and listening. Without
vocabulary, learners would face difficulties to understand what everyone talked
about because the first step to learn English was memorizing vocabulary, what
Dellar and Hocking in Thornbury (2002: 13) said “If you spend most of your
time studying grammar, your English will not improve very much. You will see
most improvement if you learn more words and expressions”. It means that
studying word is more important than grammar since words make you say
anything as you wanted.
Vocabulary is the most important for the language learners (Swan and
Walter in Thornbury, 2002: 14). So, It had been taught to learners’ especially
junior high school students. Vocabulary was the first step for all learners to
study English. The researcher chose the object of the research in seventh grade
of A class students at MTS PLUS Darul Ulum Peterongan Jombang. Where 50%
of A class students (40 students) achieved the Minimum Mastery Criterion
(KKM) 75 point. In this case, the researcher wanted to improve the 75% of 40
students (30 students) into the Minimum Mastery Criterion (KKM). The students

1

2

in the class were lack of vocabulary, did not care to increase their vocabulary;
were too lazy; had many bad reasons; and were easy to be bored in memorizing
some vocabularies. So, in this case the researcher used chants media to improve
student’s vocabulary, to make them enjoy and to motivate them in studying
vocabulary and to get them understand, and memorize some vocabularies easily
by using chants media.
Chants is a word or phrase that is repeated many times (Cambridge edictionary, 2008) or the rhythmic speaking or singing of words or sounds. Chant
could be used as media for teaching vocabulary to the students in general points
about presenting vocabulary visually (using real object, picture etc.) (Doff, 2002:
14). Thus it made the students easily and enjoy to understand and memorize
some vocabularies by using chants media. Chants media was suitable for the
students who were lazy to increase or memorize their vocabularies. This media
eased them since there were some repeated words to be listened and memorized
in learning vocabularies.
Teaching vocabulary by using chants media was one of the best way to
improve students’ vocabularies in studying English. It made the students more
active in memorizing some vocabularies. So that why teaching vocabulary
should be used some media in order the students learning would be fluency.
Teaching vocabulary should only be presented visually if it can be done quickly,
easily and clearly (Doff, 2002: 14). So teaching vocabulary would be more
active and enjoyable in learning English Lesson by using media especially in
learning Vocabulary.

3

There are some previous researches about teaching by using chants media,
as conducted by Wasimin (2005) and Ardiani (2013) . The first research came
from Wasimin (2005) in his thesis

entitled;“IMPROVING STUDENTS’

ENGLISH INTERACTION THROUGH JAZZ CHANTS MODEL”. In his first
cycle of the first test, the ability of the students in using finite in simple present
tense increased from 4 to 33, pronunciation and intonation increased from 2 to 33
students; the fluency in giving responses increased from 2 to 29 students.. And the
second cycle of the test, it focused on the use of simple past tense, the ability to
use finite in simple past tense increased from 31 to 33 students, pronunciation and
intonation increased from 29 to 33 students. Fluency in giving responses increased
from 28 to 32 students. In the third cycle, it focused on the use of simple future
tense increased from 20 to 38 students, pronunciation and intonation increased
from 25 to 38 students, and fluency in giving responses increased from 21 to 35
students. In the end of cycle 3 or in the fourth meeting, the researcher contrasted
the use of the three primary tenses and the result showed that 29,6% of the
students were able to use the three aspects properly.
And the second research came from Ardiani (2013) in her thesis with her
title;“IMPOVING STUDENTS’ SPEAKING COMPETENCE BY USING JAZZ
CHANTS (A Classroom Action Research at the Third Semester of English
Department,

Teacher

Training

and Education Faculty

of

Purwokerto

Muhammadiyah University in the Academic Year of 2012-2013)”. The results of
the observation were presented in the form of diary and checklists. Interviews
were taken to support initiations, the plans and the findings of the research. The

4

tests consisted of a pre-test and post-tests. They attended similarly in using the
media, but differently in subject of study and in teaching and learning method.
Those two studies above could be considered that studying by using media
especially chants media was effective for improving students skills. Vocabulary
was one of English skills, and teaching vocabulary was the first step in studying
English for the students in the class because a word was the key for the students
to say anything they needed and it was very important for the young learners for
studying.
Based on the background of the study above, the researcher implemented
chants media for junior high school of MTs Plus Darul Ulum students in A class
to improve their vocabulary to be better. Chants media gave the appropriate
strategy which was helping the students in teaching and learning process.
Despite, chants media was more interested and it did not make the students feel
bored because they learned vocabulary by listening while singing the short songs
which the word was repeated from the song. Thus, this research discussed the
use of chants media in improving student’s vocabulary. And it stated in the
following title “IMPROVING STUDENTS’ VOCABULARY BY USING
CHANTS MEDIA AT SEVENTH GRADE OF MTS PLUS DARUL ULUM
PETERONGAN JOMBANG IN ACADEMIC YEAR 2014-2015”.
1.2

Statement of the Problem
Based on the background of the study above, the statement of the problem

could be stated: how can chants media improve students’ seventh grade
vocabulary of MTs Plus Darul Ulum?

5


Lengkapnya Langsung saja download file pdf berikut ini gratis

Klik Download Via Userscloud
Klik Download Via Tusfiles

Itulah beberapa artikel skripsi thesis atau materi yang bisa anda gunakan untuk bahan tugas dan ajar, semoga bermanfaat.

PENGARUH TERAPI AKUPUNKTUR DAN KOMPRES HANGAT TERHADAP PENURUNAN NYERI SENDI PADA LANSIA DIPANTI WERDHA MOJOPAHIT MOJOKERTO

PENGARUH TERAPI AKUPUNKTUR DAN KOMPRES HANGAT TERHADAP PENURUNAN NYERI SENDI PADA LANSIA DIPANTI WERDHA MOJOPAHIT MOJOKERTO
BAB 1


Abstract

Lansia sering terjadi peradangan pada tulang sendi, nyeri sendi juga diiringi adanya nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan. Dalam tindakan nonfarmakologik dapat dilakukan dengan memberikan kompres hangat atau terapi akupuntur yang dapat menurunkan nyeri sendi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi akupuntur dan kompres hangat terhadap penurunan nyeri sendi pada lansia di Panti Werdha Mojopahit Mojokerto. Program Studi S 1 Keperawatan Darul ‘Ulum Jombang Tahun 2015 Desain penelitian yang digunakan Quarsy Experiment dengan desain Pretest-Postest Control Group Desingn, Variabel independent : terapi kompres hangat dan akupuntur, dependent : nyeri sendi pada lansia. Populasi seluruh lansia dengan hipertensi dipanti Werdha Mojopahit Mojokerto teknik sampling yang digunakan : purposive sampling didapatkan sampel 18 responden, kemudian hasil uji t test dengan tingkat kemaknaan ≤ 0,05. Hasil penelitian didapatkan bahwa tidak ada pengaruh terapi akupuntur terhadap nyeri sendi pada lansia yang bermakna dikarenakan p-value (0,062) > (α = 0,05), ada pengaruh pemberian kompres hangat terhadap nyeri pada lansia yang bermakna p-value (0,014) < (α = 0,05) dan ada perbedaan pengaruh terapi akupuntur dengan kompres hangat terhadap penurunan nyeri sendi pada lansia dikarenakan p-value (0,000) < (α = 0,05). Hasil penelitian menerangkan ada perbedaan penurunan intensitas nyeri dari masing-masing terapi yang diberikan, yang artinya pemberian perlakuan dengan terapi akupuntur dan kompres hangat memiliki kesamaan pengaruh. Hal ini dikarenakan proses metode kedua perlakuan yang berbeda yaitu terapi akupuntur menggunakan metode penusukan jarum pada daerah nyeri, sedangkan kompres hangat memberikan air hangat dalam botol atau kantong

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Nyeri merupakan suatu pengalaman sensoris dan emosional yang
tidak menyenangkan yang berhubungan dengan kerusakan jaringan yang
sesungguhnya maupun potensi kerusakan jaringan. Setiap orang pasti
mengalami dan merasakan nyeri selama perjalanan hidupnya. Perasaan nyeri
kualitas dan kuantitasnya berbeda dari satu orang ke orang lain, tergantung
dari tempat nyeri, waktu, penyebab dan lain – lain. Perubahan tubuh terjadi
sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua organ dan jaringan
tubuh. Seiring dengan proses menua dan bertambahnya usia maka akan
timbul berbagai masalah terutama masalah ketidak puasan fisik yang
mengakibatkan gangguan pada fungsi muskuluskeletal. ( Nasution, 2006).
Masalah fisik yang di alami akibat proses degeneratif terutama
menyerang pada persendian di akibatkan adanya permukaan sendi dan tulang.
Lanjut usia akan sering terjadi peradangan pada tulang sendi yang merupakan
respon tubuh yang normal terhadap cidera dan berperan penting dalam
penyembuhan atau mengurangi infeksi. Nyeri sendi juga diiringi adanya nyeri
tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan.
(Manjoer dkk, 2001).
Penderita nyeri sendi di seluruh dunia telah mencapai angka 355
juta jiwa, artinya 1 dari 6 orang di dunia menderita nyeri sendi. Di perkirakan
angka terus meningkat hingga tahun 2025 dengan indikasi lebih dari 25%
akan

mengalami

kelumpuhan.

Organisasi

1

kesehatan

dunia

(WHO)

2
melaporkan bahwa 20% penduduk dunia terserang penyakit nyeri sendi.
Dimana 5-10% adalah mereka yang berusia 5-20 tahun dan 20% mereka yang
berusia 55 tahun (Wiyono,2010)
Berdasarkan hasil penelitian terakhir dari Zeng QY et al 2008,
prevalensi nyeri sendi di indonesia mencapai 23,6% hingga 31,3%. Angka ini
menunjukkan bahwa rasa nyeri sendi sudah cukup mengganggu aktivitas
masyarakat indonesia. Berdasarka data di UPT Panti Werdha Mojopahit
kabupaten Mojokerto terdapat 40 lansia dan ditemukan 18 lansia yang
menderita nyeri sendi. Mereka mengatasi dengan cara yang sederhana dan
mudah di lakukan yaitu dengan mengkonsumsi obat – obatan yang di jual di
tempat umum.
Lanjut Usia dengan nyeri kronik biasanya mengalami perubahan
fungsi pada sendi – sendi, kekuatan otot, gerak langkah, postur, mobilitas,
tingkat kebugaran dan ketergantungan sebagai akibat dari nyeri yang di
derita. Perubahan pada sistem imun, hormonal, metabolik dan terjadi
degeneratif pada tulang akan menyebabkan peradangan pada selaput bagian
dalam

kapsul

pembungkus

sendi(sinovim),

peradangan

sinovim

menyebabkan produksi cairan sendi bertambah banyak sehingga membuat
sendi bertambah bengkak dan nyeri. Pada saat nyeri di rasakan, di mulai suatu
siklus, yang apabila tidak diobati atau tidak di lakukan upaya untuk
menghilangkannya, dapat mengubah kualitas kehidupan individu secara
bermakna. Mahon (1994) mencatat bahwa nyeri dapat memiliki sifat yang
mendominasi, yang mengganggu kemampuan individu berhubungan dengan
orang lain dan merawat diri sendiri. Nyeri itu sendiri dapat memiliki dampak

3
yang besar terhadap kualitas hidup pasien. Efek nyeri dapat menyebabkan
penurunan aktifitas, isolasi sosial, gangguan tidur, kecemasan dan
depresi.(Poter & Pery,2005).
Dampak nyeri memerlukan penanganan yang spesifik yaitu dengan
cara pengobatan farmakologi dan nonfarmakologi. Pengobatan farmakologi
salah satunnya adalah obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID) yang dapat
menghambat produksi prostaglandin dari jaringan – jaringan yang mengalami
inflamasi, penggunaan obat – obatan tersebut bisa menimbulkan efek
samping depresi pernafasan dan sedasi, mual muntah, konstipasi, adiksi serta
menyebabkan gangguan pada gastrointestinal. Sedangkan dalam tindakan
nonfarmakologik dapat di lakukan dengan memberikan kompres hangat atau
dengan menggunakan terapi akupuntur yang dapat menurunkan nyeri sendi.
Kompres hangat merupakan pemberian rasa hangat kepada pasien
untuk mengurangi rasa nyeri dengan menggunakan cairan yang berfungsi
untuk melebarkan pembuluh darah dan meningkatkan pembuluh darah.
Sedangkan Akupuntur adalah salah satu bentuk metode komplementer
alternatif yang semakin banyak di gunakan oleh masyarakt di dunia.
Penggunaan akupuntur tidak hanya terbatas pada negara – negara di asia
tetapi juga pada banyak negara barat seperti di Eropa dan Amerika. Penelitian
tentang akupuntur juga semakin berkembang baik berupa penelitian dasar
tentang cara kerja akupuntur maupun penelitian – penelitian klinis tentang
manfaat akupuntur dalam mengulangi berbagai penyakit. Salah satu manfaat
yang banyak di teliti dalam penanggulangan kasus – kasus nyeri. Berbagai

4
penelitian dasar telah menunjukkan mekanisme akupuntur dalam menangani
kasus nyeri terutama kasus nyeri neuromuskuloskeletal.
Berdasarkan uraian di atas salah satu penanganan non farmakologis
yang di gunakan dalam penurunan nyeri sendi pada lansia adalah kompres
hangat dan terapi akupuntur. Sehingga hasil penelitian di harapkan dapat
memberikan masukan terhadap penanganan nyeri sendi pada lansia di Panti
Werdha Majapahit Mojokerto.

1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang maka dapat di rumuskan
pernyataan masalah sebagai berikut “ Membandingkan Terapi Akupuntur
Dan Terapi Kompres Hangat Terhadap Penurunan Nyeri Sendi Pada Lansia
Di Panti Werdha Mojopahit Mojokerto ?.

1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Menganalisis Perbedaan Terapi Kompres Hangat Dan Akupuntur
Terhadap Penurunan Nyeri Sendi Pada Lansia Di Panti Werdha Mojopahit
Mojokerto.

1.3.2. Tujuan Khusus
1. Menganalisis penurunan nyeri dengan terapi kompres hangat pada
lansia Panti Werdha Mojopahit Mojokerto.

5
2. Menganalisis penurunan nyeri sendi dengan terapi akupuntur terhadap
nyeri sendi pada lansia Panti Werdha Mojopahit Mojokerto
3. Menganalisis perbedaa Pengaruh terapi kompres hangat dan akupuntur
terhadap penurunan nyeri sendi pada lansia Di UPT Pelayanan Sosial
Panti Werdha Mojopahit Mojokerto.

1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Toritis
1. Bagi Peneliti
Peneliti

dapat

mengenal,

mempelajari, mengaplikasikan

pemberian terapi akupuntur dan kompres hangat terhadap penurunan
nyeri sendi pada lansia.
2. Bagi Institusi
Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai sumber data baru
yang bisa digunakan sebagai pemecahan masalah yang ada kaitannya
dengan penurunan nyeri sendi pada lansia.
1.4.2. Manfaat Praktisi
1. Bagi Pelayanan Panti Sosial
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif lain
dalam pemecahan masalah terhadap penurunan nyeri sendi pada lansia
di Panti Werdha Mojopahit Mojokerto dan pelayanan kesehatan
lainnya.

6
2. Bagi masyarakat
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengaruh
terapi akupuntur dan kompres hangat dengan menggunakan alat
stimulator terhadap penurunan nyeri sendi.

Lengkapnya Langsung saja download file pdf berikut ini gratis

Klik Download Via Userscloud
Klik Download Via Tusfiles

Itulah beberapa artikel skripsi thesis atau materi yang bisa anda gunakan untuk bahan tugas dan ajar, semoga bermanfaat.

PENGARUH METODE BERMAIN KOOPERATIF TERHADAP KEMAMPUAN SOSIALISASI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

PENGARUH METODE BERMAIN KOOPERATIF TERHADAP KEMAMPUAN SOSIALISASI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

Kegiatan bermain merupakan suatu kegiatan yang sangat diperlukan oleh setiap
manusia tanpa memandang usia manusia tersebut. Khususnya untuk anak-anak
kegiatan bermain merupakan suatu kegiatan yang bersifat sangat penting. Bermain
dilakukan secara suka rela tanpa ada paksaan dan tekanan dari luar atau kewajiban
(Hurluck, 2005). Kegiatan bermain menimbulkan “kenikmatan”, dan kenikmatan
itu menjadi rangsangan bagi perilaku lainnya (Karl Buhier dan Schenk
Danziger.2001:45). Dalam kegiatan bermain dapat mengembangkan keterampilan
sosial, emosional, dan kognitif (Sujiono, 2010).

Kegiatan bermain dapat dilakukan sendiri atau pun secara berkelompok. Pada
umur 2- 6 tahun, anak belajar melakukan hubungan sosial dan bergaul dengan
orang orang diluar lingkungan rumah, terutama dengan anak-anak yang umurnya
sebayanya. Mereka belajar menyesuaikan diri dan bekerja sama dalam kegiatan
bermain (Hurluck, 2005). Namun kenyataanya masih banyak anak-anak yang kita
temui bahwa mereka juga merasa nyaman bermain dengan dirinya sendiri atau
pun hanya sebatas bermain dengan orang tuanya dari pada bermain dengan
orang-orang baru yang mereka temui diluar lingkungan rumah. Padahal
perkembangan sosial anak ditandai oleh kemampuanya dalam menyesuaikan diri
dan mengembangkan tingkah laku sosialnya sehingga dapat bersosialisasi dengan
baik (Ayu Dutika Damayanti. 2009:20). Dalam hal ini diperlukan stimulus untuk
membantu anak beradaptasi dengan lingkungannya maupun dengan orang-orang
1

2

baru yang ada diluar lingkungan rumahnya. Salah satu stimulus tersebut adalah
dengan metode bermain kooperatif.

Menurut Survei Nasional AS komorbiditas dari 1994, fobia sosial adalah
gangguan kejiwaan ketiga paling umum di Amerika Serikat. Kajian yang lebih
mutakhir (2002) memperkirakan bahwa prevalensi anak fobia sosial berkisar dari
5%-10%, dengan rata rata 7%. Keadaan tersebut dapat mengganggu proses
perkembanggan sosial pada masa kanak-kanak awal. Apalagi pada saat anak
sudah masuk kelompok taman bermain yang seharusnya di taman bermain anak
sudah dapat bersosialisai atau pun mulai bisa terlepas dari orang tuanya. Tetapi
berdasarkan data hasil observasi dan wawancara pada guru pada tanggal 27
Februari 2014 di TK Darmawanita Desa Dawuhan Lor Kec. Purwoasri Kab.
Kediri didapatkan hasil dari total 21 siswa yang berada pada kelompok kelas A
didapatkan 50 % siswa yang masih belum bisa bersosialisasi dengan baik.
Keadaan ini terlihat dari prilaku yang ditunjukan oleh anak yang masih saja tidak
mau terlepas dari ibunya bahkan saat berada didalam kelas, misalnya saat menulis
anak masih saja meminta ibunya berada didekatnya atau pun membantu dia
menulis, pada saat jam istirahat anak meminta ibunya untuk menemaninya
bermain. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar anak belum
bisa bersosialisasi dan beradaptasi dengan baik.

Anak yang belum bias beradaptasi atau bersosialisasi dengan lingkunganya akan
mengalami hambatan dalam tugas perkembanganya. Tugas perkembangan anak
usia pra sekolah adalah Tahap berinisiatif versus bersalah initiative versus guilt.

3

Pada tahap ini anak mulai berinisiatif mencari pengalaman baru dan beraktivitas
melalui kemampuan indera-indera. Tahap ini membuatnya tidak mau banyak
dilarang (Erik Erikson, 1963). Pada masa ini anak sudah mulai lepas dari orang
tuanya, anak sudah mampu bergerak bebas dan berhubungan dengan lingkungan.
Namun jika anak masih belum bisa terlepas dari ikatan orang tuanya dan belum
bisa berinteraksi dengan lingkungan, rasa bersalah akan muncul pada diri anak.
Pada masa pra sekolah anak-anak sering bersikap dependensi. Dependensi yaitu
suatu keadaan dimana anak merasa tidak berdaya dan tergantung pada orang lain.
Misalnya kecenderungan ingin selalu bersama orang tuanya. Dan dari sikap yang
demikian ini anak sulit untuk berinteraksi dengan lingkungan dan teman
sebayanya.

Anak dapat diberikan stimulus, stimulus yang diberikan harus akrab dengan
kehidupan anak, sehingga anak terbiasa dalam menggunakannya. Stimulus ini
diberikan untuk membantu anak dalam bersosialisai dengan lingkungan, teman
sebaya dan orang-orang yang berada disekitarnya. Salah satu jenis stimulus yang
diberikan adalah dengan kegiatan bermain kooperatif yang diterapkan di taman
kanak-kanak yang diharapkan mampu mengembangkan kemampuan sosialisai pada
anak. Menurut Wong “Bermain kooperatif (kerjasama) yaitu bersifat teratur, dan anak
bermain dalam kelompok dengan anak lain. Mereka mendiskusikan dan
merencanakan aktivitas untuk tujuan pencapaian akhir untuk membuat sesuatu, untuk
mencapai tujuan kompetitif. Tujuan dan pencapaianya memerlukan pengorganisasian
aktivitas, pembagian kerja dan peran bermain hubungan pemimpin anak buah
ditetapkan secara jelas, dan aktifitas dikontrol oleh satu atau dua anggota yang

4

memerankan peran dan mengarahkan aktivitas orang lain. Aktivitas diatur untuk
memungkinkan satu anak menambah fungsi anak lain dalam mencapai tujuan (Wong.
2008:124).

1.2

Rumusan Masalah

Adakah Pengaruh Metode Bermain Kooperatif Terhadap Kemampuan Sosialisasi
Pada Anak Usia 4-5 Tahun?

1.3

Tujuan

1.3.1

Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode bermain
kooperatif terhadap kemampuan sosialisai pada anak usia 4-5 tahun.
1.3.2

Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi kemampuan sosialisasi anak usia 4-5 tahun sebelum
dilakukan terapi bermain kooperatif.
2.

Mengidentifikasi kemampuan sosialisasi anak usia 4-5 tahun sesudah
dilakukan terapi bermain kooperatif.

3.

Menganalisis pengaruh bermain kooperatif dengan kemampuan sosialisai
pada anak usia 4-5 tahun.

1.4

Manfaat Penelitihan

1.4.1

Bagi Profesi Keperawatan

Diharapkan dengan penelitihan ini bisa memberikan pengetahuan baru kepada
perawat tentang pengaruh terapi bermain kooperatif terhadap kemampuan

5

sosialisasi anak usia 4-5 tahun yang akhirnya pengetahuan tersebut dapat
diaplikasikan dalam praktek keperawatan.

1.4.2

Bagi institusi

Dapat digunakan sebagai masukan atau wawasan untuk diterapkan pada peserta
didik.

1.4.3

Bagi Pengembangan ilmu Pengetahuan

Dapat digunakan sebagai bahan acuhan, gambaran atau masukan untuk
penelitihan

selanjutnya,

sehingga

kekurangan-kekurangan

dari

penelitian

sebelumnya tentang terapi bermain dapat diperbaiki.

1.4.4

Bagi peneliti

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman yang nyata terhadap aplikasi ilmu
pengetahuan dan proses peneliti.


Lengkapnya Langsung saja download file berikut ini gratis

Klik Download Via Userscloud
Klik Download Via Tusfiles

Itulah beberapa artikel skripsi thesis atau materi yang bisa anda gunakan untuk bahan tugas dan ajar, semoga bermanfaat.

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI “A” NORMAL USIA 5 HARI DI BPM YUNI WIDARYANTI Amd. Keb DESA SEMANDING KECAMATAN JOGOROTO KABUPATEN JOMBANG

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI “A” NORMAL USIA 5 HARI DI BPM YUNI WIDARYANTI Amd. Keb DESA SEMANDING KECAMATAN JOGOROTO KABUPATEN JOMBANG




Abstract


Neonatus adalah masa kehidupan pertama di luar rahim sampai dengan usia 28 hari. Terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam rahim menjadi di luar rahim Tujuan dari asuhan kebidanan ini adalah memberikan asuhan kebidanan pada bayi normal usia 5 hari serta dapat melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan Standar Asuhan Kebidanandi BPM Yuni Widaryanti Semanding Jogoroto Jombang Metode yang digunakan dalam melaksanakan asuhan kebidanan bayi normal usia 5 hari di BPM Yuni Widaryanti Semanding Jogoroto Jombang ini adalah Standar Asuhan Kebidanan. Meliputi pengkajian, perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan, intervensi, implementasi, evaluasidancatatan asuhan kebidanan yang telah dilakukan secara bertahap. Hasil asuhan kebidanan yang telah diberikan pada bayi normal usia 5 hari selama 14 hari didapatkan hasil dalam keadaan umum baik, TTV dalam batas normal, dan tidak terjadi kegawatdaruratan pada bayi. Pada catatan asuhan kebidanan bayi sudah mendapatkan nutrisi cukup, melakukan kunjungan ulang dan imunisasi. Kesimpulan asuhan kebidanan yang telah dilakukan terhadap bayi normal usia 5 hari adalah keadaan bayi baik dan tidak terjadi komplikasi serta kegawatdaruratan pada bayi. Peran bidan sebagai tenaga kesehatan diharapkan dapat memberikan konseling dengan jelas dan tepat serta dapat memberikan asuhan kebidanan yang sesuai dan menyeluruh.


Lengkapnya Langsung saja download file berikut ini gratis

Klik Download Via Userscloud
Klik Download Via Tusfiles

Itulah beberapa artikel skripsi thesis atau materi yang bisa anda gunakan untuk bahan tugas dan ajar, semoga bermanfaat.

IMPLEMENTASI METODE MIND MAP DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MTs MA'ARIF BICAK TROWULAN MOJOKERTO

IMPLEMENTASI METODE MIND MAP DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MTs MA'ARIF BICAK TROWULAN MOJOKERTO
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) adalah mata pelajaran
yang diajarkan pada peserta didik dari jenjang Madrasah Ibtidaiyah sampai
Perguruan Tinggi Islam. Sejarah memiliki peranan penting dalam kehidupan,
dengan sejarah seseorang dapat mengetahui peristiwa penting masa lalu yang
mengandung banyak nilai dan pelajaran bagi hidup seseorang.1 Hal tersebut
menunjukkan bahwa pelajaran tersebut sangat penting dipelajari oleh peserta
didik.
Menurut rochman salah satu siswa di MTs. Ma’arif, pelajaran SKI
dirasakan lebih sulit untuk dipahami dari pada ilmu-ilmu lainnya,2 salah satu
penyebabnya adalah karena sejarah mempelajari sesuatu yang sudah terjadi
tidak dialami oleh peserta didik. Selain itu tidak ada kesesuaian antara
kemampuan peserta didik dengan cara penyajian materi sehingga SKI
dirasakan sebagai pelajaran yang sulit diterima. Salah satu guru MTs Ma’arif
juga mengungkapkan bahwa sulitnya peserta didik memahami pelajaran SKI
karena pelajaran tersebut materinya sangat banyak dan peserta didik dituntut
untuk menghafal dan memahami nama-nama tokoh, tempat dan kosa kata lain
yang berbahasa Arab yang notabene jauh berbeda dengan ejaan bahasa
Indonesia dan terkesan panjang-panjang.

1

2

Tim Penyusun. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta:
Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam , 2008), 2.
Rochman, Wawancara, Mojokerto, 20 Maret 2015.

1

2

Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas hidup
manusia dalam segala aspek kehidupan di dunia. Pendidikan mempunyai
peranan penting dalam menentukan kemajuan sebuah negara. Oleh karena itu,
jika ingin memajukan sebuah negara terlebih dahulu harus dimulai dengan
meningkatkan kualitas pendidikan yang ada. Pendidikan harus menjadi
prioritas utama pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah melakukan reformasi
dalam bidang pendidikan.3
Dari pengertian pendidikan tersebut, pendidikan memiliki tujuan yang
luhur. Keluhuran tujuan tersebut selayaknya tercermin dari potensi diri yang
tergali, sikap dan tingkah laku yang bermoral dari peserta didik selaku subyek
pendidikan. Pendidikan yang ada tidak hanya melahirkan seseorang yang ahli
dalam bidang tertentu akan tetapi bagaimana seseorang mampu membawa
diri dalam lingkungan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai dengan
norma dan aturan yang berlaku.
Dalam UU No. 14 tahun 2005 pasal 7 ayat 1 tentang prinsip-prinsip
profesionalitas guru pada butir d yaitu memiliki kompetensi yang diperlukan
sesuai dengan bidang tugas.4 Selain itu faktor lain yang menyebabkan
pelajaran SKI sulit diterima oleh peserta didik adalah kurang kreatifnya guru
SKI, hal ini disebabkan karena guru SKI kurang menggunakan metode yang
sesuai. Mata pelajaran SKI disampaikan dengan metode ceramah, metode
tersebut hanya akan membuat peserta didik mengantuk. Senada dengan apa
3
4

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, 2.
Mohamad Surya, dkk, Landasan Pendidikan: Menjadi Guru yang Baik (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2010), 79.

3

yang diungkapkan oleh Ibu Uswatun Khasanah selaku guru SKI di MTs
Ma’arif, beliau mengungkapkan bahwa menyampaikan pelajaran SKI dengan
menggunakan metode ceramah hanya akan membuat siswa mengantuk dan
cepat bosan dengan mata pelajaran tersebut, perlu ada kreativitas dari guru
untuk menyampaikan materi SKI sehingga kelas menjadi hidup.5 Guru yang
kurang kreatif dalam menggunakan metode saat menyampaikan materi SKI
akan terkesan membosankan, seperti di salah satu sekolah menengah kejuruan
swasta di Mojokerto yang salah satu guru SKInya hanya menyampaikan
materi dengan metode ceramah dan hanya menyuruh siswa membaca buku,
hal itu membuat peserta didik merasa jenuh dengan pelajaran SKI.6
Pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
nomor 20 tahun 2003:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk mmiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara”.7
Seperti yang telah dijelaskan dalam UU Sisdiknas bahwa proses
pembelajaran dan suasana belajar harus diwujudkan dengan usaha yang sadar
agar peserta didik mampu mengembangkan potensinya dengan baik. Maka
dari itu diperlukan sebuah metode pembelajaran yang sesuai.
Metode mind map atau peta pikiran menjadi pilihan peneliti karena
metode tersebut bekerja sesuai dengan cara kerja otak. Otak manusia terdiri
5

Uswatun Khasanah, Wawancara, Mojokerto, 22 Maret 2015.
Siswa, Wawancara, Mojokerto, 22 Maret 2015.
7
Undang-undang sisdiknas no. 20 tahun 2003.
6

4

dari dua bagian, yaitu otak kiri dan otak kanan. Otak kiri berhubungan dengan
aktivitas-aktivitas seperti bahasa, emosi, imajinasi dan lain-lain. Otak kanan
mempunyai sifat memori jangka panjang jika dibandingkan dengan otak kiri
yang mempunyai ciri khas memori jangka pendek. Metode mind map yang
mengkombinasikan warna dan bentuk akan semakin menarik peserta didik
dalam mempelajari suatu materi, sehingga suatu materi yang diserap akan
lebih banyak dan permanen karena yang bekerja adalah otak kanan.
Selain menumbuhkan kreativitas, mind map juga dapat membentuk
sikap kerja sama yang tinggi antar siswa, caranya dengan mengelompokkan
siswa dengan beberapa anggota disetiap kelompoknya. Siswa yang menjadi
anggota kelompok memiliki tugas masing-masing dalam pembuatan mind
map sampai mempresentasikan tugasnya, sehingga semua siswa dapat
berperan aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu menggunakan metode
mind map juga tidak meyebabkan kegaduan kelas, sehingga kelas lain tidak
merasa terganggu. Itulah beberapa kelebihan metode mind map dibanding
metode lain.8
Madrasah Tsanawiyah Ma’arif Bicak Trowulan Mojokerto menjadi
sekolah pilihan peneliti karena sekolah tersebut memiliki banyak keunggulan
dibanding dengan madrasah lain di kecamatan Trowulan. Keunggulan itu
diantaranya memiliki guru SKI yang telah mengikuti PLPG, sehingga guru
SKI disana telah menerapkan active learning, maka dari itu pembelajaran
disana tidak monoton. Salah satu active learning yang diterapkan di sekolah

8

Uswatun Khasanah, Wawancara, Mojokerto, 22 Maret 2015.

5

tersebut adalah penggunaan metode mind map. Walaupun sekolah tersebut
berada di desa dan sarana prasarananya kurang memadai, akan tetapi guruguru yang mengampu di sekolah tersebut mampu mengajar dengan baik,
salah satunya adalah mampu menerapkan metode yang baik.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
pembelajaran SKI sehingga dapat memperlancar dan mempermudah proses
pembelajaran dan penyampaian materi kepada peserta didik, sehingga peserta
didik dapat menangkap materi dengan mudah. Selain itu dengan
menggunakan metode mind map nilai-nilai yang terkandung dalam
pembelajaran SKI dapat disampaikan. Siswa mampu merekonstruksi setiap
materi yang disampaikan yaitu mampu mengambil pelajaran dari sebuah
peristiwa sejarah dan menjadikan pelajaran untuk saat ini dan di masa yang
akan datang. Belajar sejarah, khususnya belajar sejarah kebudayaan Islam
tidak sekedar tahu dan hafal nama-nama tokoh dan tempat, tetapi harus lebih
dapat mengambil makna dari setiap peristiwa itu.
Berangkat dari latar belakang inilah penulis merasa tertarik untuk
mengetahui lebih lanjut tentang bagaimanakah Implementasi metode Mind
Map dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah
Tsanawiyah Ma’arif Bicak Trowulan Mojokerto.

6

B. Ruang Lingkup Penelitian
Adanya ruang lingkup dalam suatu penelitian sangatlah diperlukan,
agar penelitian yang dilakukan itu lebih baik, terfokus pada substansi
persoalan yang akan diteliti, sehingga tujuan dari penelitian dapat terarah
dengan baik.
Adapun dalam penelitian ini peneliti membatasinya pada implementasi
metode Mind Map dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di
Madrasah Tsanawiyah Ma’arif Bicak Trowulan Mojokerto, yang meliputi:
1. Pengertian Metode Mind Map.
2. Pengertian pembelajaran sejarah kebudayaan Islam.
3. Faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam penerapan metode
Mind Map.
4. Penelitian dilakukan mulai tanggal 1 April sampai dengan 30 April 2015.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka pokok masalah yang
perlu mendapat jawaban dan kejelasan melalui penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana implementasi metode mind map dalam pembelajaran sejarah
kebudayaan Islam di Madrasah Tsanawiyah Ma’arif Bicak Trowulan
Mojokerto?
2. Faktor apa sajakah yang menjadi pendukung dan penghambat dalam
implementasi metode mind map dalam pembelajaran SKI di Madrasah
Tsanawiyah Ma’arif Bicak Trowulan Mojokerto?

7

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat dikemukakan
tujuan dari penelitian ini, adalah :
a. Untuk mengetahui implementasi metode mind map dalam pembelajaran
sejarah kebudayaan Islam di Madrasah Tsanawiyah Ma’arif Bicak
Trowulan Mojokerto.
b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat implementasi
metode mind map dalam pembelajaran sejarah kebudayaan Islam di
Madrasah Tsanawiyah Ma’arif Bicak Trowulan Mojokerto.
2. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kegunaan penelitian ini
adalah :
a. Kegunaan Teoritis
Memberikan tambahan wawasan secara teoritis terkait dengan
pelaksanaan implementasi metode mind map dalam pembelajaran
sejarah kebudayaan Islam juga sebagai pijakan bagi peneliti untuk
dikembangkan, baik bagi peneliti sendiri maupun peneliti lain.
b. Kegunaan Praktis
1) Sebagai motivasi untuk melakukan variasi pembelajaran sesuai
dengan materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang akan di
ajarkan agar proses pembelajaran bisa berjalan dengan baik dan
memperoleh hasil yang diinginkan.

8

2) Sebagai panduan bagi guru Sejarah Kebudayaan Islam, peneliti,
maupun pihak lain yang berkepentingan dalam implementasi metode
mind map dalam pembelajaran sejarah kebudayaan Islam.

E. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan kajian mengenai penelitian-penelitian
terdahulu. Hal ini dilakukan untuk menghindari pengulangan penelitian
sebelumnya. Berdasarkan penulusuran hasil-hasil penelitian skripsi yang ada,
ditemukan beberapa skripsi yang relevan dengan penelitian ini, antara lain :
1. Skripsi Afifah Tun Niswah (07410036), jurusan Pendidikan Agama Islam
tahun 2012, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta yang
berjudul Penerapan Metode Mind map Sebagai Upaya Meningkatkan
Motivasi dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Fiqih Kelas VIIIA
MTsN Ngemplak, Sleman. Skripsi tersebut menjelaskan adanya masalah
mengenai penggunaan metode konvensional seperti ceramah, sehingga


Lengkapnya Langsung saja download file berikut ini gratis

Klik Download Via Userscloud
Klik Download Via Tusfiles

Itulah beberapa artikel skripsi thesis atau materi yang bisa anda gunakan untuk bahan tugas dan ajar, semoga bermanfaat.

PENGARUH WORD OF MOUTH DAN EXPERIENTAL MARKETING DALAM MENIGKATKAN JUMLAH PENGGUNA PRODUK POND’S PADA SANTRIWATI DARUL ‘ULUM

PENGARUH WORD OF MOUTH DAN EXPERIENTAL MARKETING DALAM MENIGKATKAN JUMLAH PENGGUNA PRODUK POND’S PADA SANTRIWATI DARUL ‘ULUM

Komunikasi pemasaran memiliki peranan penting dalam memberikan keberadaan sebuah merek di mata konsumen. Keefektivan komunikasi pemasaran mampu melahirkan presepsi konsumen terhadap baik dan tidaknya sebuah produk. Tidak hanya itu pemasar juga selalu memberikan kontribusinya dalam memasarkan produk melalui sebuah iklan hingga tampilan kemasan produk. Darul ‘Ulum merupakan pesantren modern yang mempunyai santri dari beberapa penjuru wilayah indonesia, dan sebagian santri Darul ‘Ulum di dominasi lebih banyak santriwati dari pada santriwan. Hal ini sesuai dengan segmen Pond’s yaitu perempuan usia remaja hingga dewasa. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menganalis dan mengetahui apakah strategi Word Of Mouth dan Experiental Marketing mampu meningkatkan jumlah pengguna produk pond’s pada santriwati Darul ‘Ulum. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan survey. Populasinya adalah santriwati Darul ‘Ulum dengan menetapkan pengambilan sampel di Asrama Astri III Nusantara. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik purposive sampling dengan pengambilan sampel yaitu 60 santriwati pengguna produk pond’s. sedangkan, untuk teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda dengan dua predictor diperoleh hasil sebagai berikut, uji secara parsial diperoleh nilai t hitung untuk X1 = 1.004 X2 2.753, artinya variabel independent X1 tidak berpengaruh dan variabel X2 berpengaruh terhadap variabel Y, maksudnya bahwa variabel Word Of Mouth (X1) tidak berpengaruh dalam meningkatkan jumlah pengguna produk pond’s pada santriwati Darul ‘Ulum dan variabel Experiental Marketing (X2) berpengaruh dalam meningkatkan jumlah pengguna produk pond’s pada santriwati Darul ‘Ulum.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Peranan komunikasi pemasaran merupakan sebuah hal yang tidak bisa
dianggap remeh, karena komunikasi pemasaran merupakan kunci yang
menyalurkan produk kepada konsumen melalui berbagai media dan sarana
pemasaran agar keberadaan sebuah merek atau produk dapat dikenal dan
diketahui serta diminati oleh konsumen dari berbagai kalangan masyarakat.
Setiadi (2010:178) menjelaskan bahwa, “komunikasi pemasaran
merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik terutama
konsumen sasaran mengenai keberadaan produk di pasar”.
Salah satu strategi komunikasi pemasaran yang selalu menjadi
fenomena menarik dibicarakan adalah Strategi Word Of Mouth atau promosi
dari mulut ke mulut. Strategi ini dipandang sebagai strategi yang efektiv
dibanding dengan strategi iklan yang terkadang berlebihan dalam
menyampaikan pesan. Strategi Word Of mouth merupakan strategi bauran
komunikasi pemasaran yang memanfaatkan orang biasa sebagai penyebar
informasi. Hal ini terjadi karena mereka sudah mengalami, sehingga puas dan
tidak puasnya mereka terhadap produk atau jasa yang dialaminya akan
mempengaruhi penyebaran positif dan negatifnya sebuah informasi.
Sedangkan pengalaman mereka terhadap produk atau jasa yang mereka alami
merupakan salah satu strategi komunikasi pemasaran yang mana pemasaran
1

2
memberikan pengalaman berupa stimulus dengan menyentuh sisi emosional
konsumen, strategi tersebut dikenal dengan strategi Experiental Marketing.
PT Unilever Indonesia Tbk berdiri pada tanggal 5 desember 1933.
Perusahaan tersebut berkantor di dua tempat yaitu cikarang dan rungkut
(surabaya). PT Unilever Indonesia Tbk tumbuh dan berkembang sebagai
perusahaan penyedia consumer produk terdepan dengan merek yang sudah
terakui di dunia. Perusahaan ternama itu bergerak dalam bidang produksi
sabun, deterjen, margarin, minyak sayur, ice cream, makanan dari susu,
minuman dari teh dan juga produk kosmetik. Salah satu produk kosmetik
ternama dari PT Unilever Indonesia Tbk yaitu produk pond’s, dimana varianvarian terbarunya selalu dikeluarkan agar konsumen tidak mudah bosan. hal
tersebut menjadi strategi dari PT Unilever Indonesia Tbk, namun seiring
berjalannya waktu produk kosmetik lainnya seperti produk Wardah, Oley,
Garnier, Fair & Lovely dan lain-lain mulai bermunculan sehingga menjadi
prospek persaingan dan menggeser posisi Pond’s sebagai produk kosmetik
terbaik di indonesia.
(Ahmed dan d’Astous: 2004; Kaynak dan Kara, 2002; Hyder, 2000)
bersepakat bahwa konsumen mempunyai persepsi tertentu mengenai lokasi
atau negara tempat suatu produk dihasilkan. Ketika konsumen hanya
mempunyai informasi lokasi suatu produk dihasilkan, maka dalam
pengambilan keputusan pembelian akan dipengaruhi oleh persepsi konsumen
akan negara yang menghasilkan produk tersebut.
(http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB%202_38.pdf).

3
Produk Pond’s mengelompokkan segmen pasarnya berdasarkan usia
yaitu mulai usia remaja hingga dewasa dan menargetkan pasarnya pada para
wanita yang menginginkan kulit cantik dan tampak alami, oleh karna itu
Pond’s dikenal dengan produk kecantikan para wanita. sebagian wanita di
indonesia memilih Pond’s karena selain harganya terjangkau, Pond’s juga
mudah di dapatkan serta produknya memiliki kualitas, sehingga diharapkan
walaupun dengan harga yang terjangkau konsumen tetap bisa menikmati
produk yang berkualitas.
Hal diatas sesuai dengan pendapat Aaker (1991, P. 99-100) yang
mengatakan bahwa konsumen lebih sering membeli produk dengan merek
yang terkenal karena merasa lebih nyaman dengan hal-hal yang sudah
dikenal, adanya asumsi bahwa merek terkenal lebih dapat diandalkan, selalu
tersedia dan mudah dicari, dan memiliki kualitas yang tidak diragukan,
sehingga merek yang lebih dikenal lebih sering dipilih konsumen dari pada
merek yang tidak terkenal.
(http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB%202_38.pdf).
Pondok Pesantren Darul ‘Ulum atau dikenal dengan PPDU
merupakan sebuah wadah pembelajaran berbasis pesantren modern. Saat ini
PPDU memiliki 3 lembaga yaitu pendidikan pondok pesantren Darul ‘Ulum,
ToriQoh Qodiriyah Wan Naqsyabandiyah, UNDAR dan UNIPDU. PPDU ini
dirintis sejak tahun 1885 M oleh KH. Tamim Irsyad dan dibantu KH. Cholil
sebagai mitra kerja yang sekaligus menjadi menantunya. Saat ini PPDU
mempunyai sejumlah 6836 santri dengan rincian jumlah santriwan sebesar

4
2759 dan jumlah santriwati sebesar 4077 serta dengan jumlah 43 asrama.
(Sumber: Kantor Pusat/Sekretariatan majelis PPDU Rejoso Peterongan
jombang).
Sebagaimana diketahui bahwa santriwati mempunyai waktu luang
yang cukup banyak yaitu sekitar 7-8 jam perhari, hal tersebut sangat
memungkinkan mereka untuk saling berinteraksi sosial antara satu santriwati
dengan santriwati lainnya, dalam interaksi tersebut pastinya mereka
membicarakan hal-hal terkait dengan mereka, seperti asmara, orang tua,
pendidikan, keuangan, kebutuhan primer dan sekunder. Dalam hal ini salah
satu topik menarik yang biasanya selalu dibicarakan oleh para santriwati
adalah problematika terkait dengan kebutuhan produk kecantikan. Berbicara
tentang hal produk kecantikan tersebut, biasanya santriwati cenderung
mempercayai referensi temannya dari pada orang lain. Sehingga produk
pond’s sebagai salah satu produk kecantikan yang terkenal dan tergolong
lama sangat memungkinkan untuk direkomendasikan dalam menyelesaikan
problematika para santriwati mengenai kebutuhan produk kecantikan.
Sebagaimana diketahui umumnya bahwa asrama merupakan tempat
sosial yang sangat tinggi. kentalnya gaya hidup para santri mencirikan
behavior orang Indonesia seperti berkumpul dan menceritakan hal-hal yang ia
sukai dan pengalaman yang ia pernah alami, sehingga hal tersebut juga
menjadi pertimbangan seseorang lainnya dalam memilih sebuah produk. Hal
tersebutpun sudah terbukti bahwa memang sebagian banyak dari orang itu

5
cenderung mempercayai apa kata orang yang dikenalnya dari pada orang
yang mempromosikan lewat sarana yang lain.
Sumarmi (2008) menjelaskan, “Word Of Mouth positif akan muncul
dari suatu experience yang dianggap luar biasa oleh seorang konsumen, yang
pada saat itu tingkat kepuasan emosionalnya tinggi. Dengan kata lain, yang
didapat ketika melakukan purchase, lebih tinggi dari pengharapannya. Ia
merasa surprise, menjadi jatuh hati. Selanjutnya sesuai yang diharapkan
perusahaan, ia akan menjadi loyal, dan menyebarkan Word Of Mouth positif.
Tanpa diminta, ia membeberkan pengalaman yang dirasakannya kepada
orang-orang terdekatnya”.
Pengalaman tersebut mampu berpengaruh dalam meningkatkan
jumlah pengguna produk pond’s.“Experiential Marketing adalah kemampuan
produk dalam menawarkan pengalaman emosi hingga menyentuh hati dan
perasaan konsumen”. Kurniawan (2008:33).
Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin meneliti apakah strategi Word
Of Mouth dan strategi Experiental Marketing mampu meningkatkan jumlah
pengguna produk pond’s pada santriwati Darul ‘Ulum, Maka peneliti tertarik
untuk mengangkat judul “Pengaruh Word Of Mouth dan Experiental
Marketing Dalam Meningkatkan Jumlah Pengguna Produk Pond’s Pada
Santriwati Darul ‘Ulum”.

1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan fenomena diatas tersebut, peneliti merumuskan masalah
sebagai berikut :
1.

Apakah Word Of Mouth berpengaruh dalam meningkatkan jumlah pengguna
produk pond’s pada santriwati Darul ‘Ulum?

6
2.

Apakah Experiental Marketing berpengaruh dalam meningkatkan jumlah
pengguna produk pond’s pada santriwati Darul ‘Ulum?

1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Menganalisis dan Mengetahui: “Apakah Word Of Mouth berpengaruh dalam
meningkatkan jumlah pengguna produk pond’s pada santriwati Darul
‘Ulum”.

2.

Menganalisis dan mengetahui: “Apakah Experiental Marketing berpengaruh
dalam meningkatkan jumlah pengguna produk pond’s pada santriwati Darul
‘Ulum”.

1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.

Bagi pebisnis atau perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perusahaan
atau pebisnis dalam mengeluarkan sebuah ide guna mempromosikan sebuah
produk untuk meraih konsumen.

2.

Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau bahan masukan
bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang berkenaan dengan masalah Word
Of Mouth (WOM) dan Experiental Marketing (EXEM).

3.


Lengkapnya Langsung saja download file berikut ini gratis

Klik Download Via Userscloud
Klik Download Via Tusfiles

Itulah beberapa artikel skripsi thesis atau materi yang bisa anda gunakan untuk bahan tugas dan ajar, semoga bermanfaat.



RANCANG BANGUN MEDIA PEMBELAJARAN TUNARUNGU SEKOLAH DASAR LUAR BIASA BERBASIS MULTIMEDIA MENGGUNAKAN ADOBE FLASH

RANCANG BANGUN MEDIA PEMBELAJARAN TUNARUNGU SEKOLAH DASAR LUAR BIASA BERBASIS MULTIMEDIA MENGGUNAKAN ADOBE FLASH

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Teknologi informasi merupakan sebuah teknologi yang di gunakan untuk

menyampaikan segala macam informasi secara menarik dan mudah di mengerti.
Teknologi informasi khususnya di bidang multimedia merupakan sarana atau
media yang dibutuhkan di segala bidang terutama dibidang pendidikan.
Dalam dunia pendidikan modern ini media pembelajaran menggunakan
teknologi komputer sangat membantu penyampaian materi yang diajarkan. Media
ajar dengan animasi komputer dapat meningkatkan minat siswa dalam
mempelajari materi dan mengembangkan daya imajinasi siswa menjadi lebih
kreatif. Seperti yang disampaikan oleh Prihatiningrum, S.Pd (guru SDLB Kurnia
Asih Ngoro) “ bahwa media pembelajaran bentuk visual dengan animasi
komputer dapat meningkatkan minat siswa dalam mempelajari dan memahami
materi pelajaran, juga mengembangkan daya imajinasi siswa sehingga lebih
mudah dalam menerima pelajaran.”
Sekolah Luar Biasa merupakan lembaga pendidikan yang dipersiapkan
untuk menangani dan memberikan pelayanan pendidikan secara khusus bagi
penyandang dengan jenis kelainan tertentu (Anggelia, 2013 : 6). SLB sebagai
salah satu institusi pendidikan yang menangani dan memberikan pelayanan
pendidikan khusus bagi peserta didik berkebutuhan khusus dalam proses belajar
mengajarnya institusi pendidikan ini berbeda dengan sekolah lain pada umumnya
dikarenakan keterbatasan, khususnya peserta didik penyandang tunarungu.
1

2

Menurut Agustina (2012:2) bahwa anak tunarungu bisa disebut juga
dengan anak visual karena mereka lebih banyak menyimpan informasi dengan
melihat/menggunakan indra visualnya, sehingga anak tunarungu mengalami
keterbatasan dalam menerima informasi yang bersifat auditif. Keterbatasan
tersebut menyebabkan kesulitan bagi guru dalam menyampaikan materi yang
bersifat abstrak. (Pariatin dan Ashari, 2014: 2)
Dalam menyampaikan materi pembelajaran disekolah tentunya tidak
mudah jika mengandalkan buku atau perangkat pembelajaran lainya. Sehingga
dibutuhkan sebuah aplikasi sebagai media pembelajaran yang sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran siswa tuna rungu, program aplikasi Adobe Flash dengan
berbagai fitur kelebihanya dalam mengolah tampilan animasi multimedia dapat
dugunakan untuk merancang sebuah media pembelajaran bagi anak berkebutuhan
khusus dalam hal ini adalah siswa tuna rungu sekolah dasar luar biasa.
Sekolah Luar Biasa (SLB) Kurnia Asih ngoro merupakan lembaga
pendidikan khusus yang di dalamnya memberikan pelayanan pendidikan bagi
siswa berkebutuhan khusus dari jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan
menengah keatas, termasuk salah satu unit pendidikan adalah Sekolah Dasar Luar
Biasa (SDLB) yang memiliki empat jurusan yaitu A (tuna netra), B (tuna rungu),
C (tuna grahita) dan D (tunadaksa). Kelas B (tuna rungu) merupakan salah satu
jurusan yang memiliki siswa paling banyak dibandingkan kelas lain yaitu 25, ini
dikarenakan beberapa fasilitas pendukung untuk kelas tuna rungu dirasa sudah
mencukupi untuk kegiatan pengembangan diri di sekolah, namun dalam kegiatan
belajar mengajar selama ini masih terkendala dengan bahasa isyarat secara
manual, sehingga dibutuhkan adanya sebuah media pembelajaran yang dapat

3

membantu guru dalam penyampaian materi pelajaran guna menunjang kegiatan
belajar mengajar yang lebih efektif.

1.2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diambil rumusan masalah

sebagai berikut:
1) Materi apa yang akan dibahas dalam rancang bangun media pembelajaran tuna
rungu sekolah dasar luar biasa?
2) Bagaimana rancang bangun media pembelajaran yang dapat membantu guru
SDLB tuna rungu untuk mempermudah dalam penyampaian materi
pembelajaran?
3) Apa saja yang dibutuhkan dalam rancang bangun media pembelajaran tuna
rungu sekolah dasar luar biasa?
4) Bagaimana penerapan media pembelajaran tuna rungu terhadap guru dan
siswa Sekolah Dasar Luar Biasa Kurnia Asih Ngoro?

1.3.

Batasan Masalah
Batasan – batasan masalah dalam tugas akhir dengan judul “Rancang

bangun media pembelajaran tunarungu sekolah dasar luar biasa berbasis
multimedia menggunaka adobe flash” adalah:
1) Output dari media pembelajaran digunakan untuk siswa tuna rungu kelas 1 s.d
kelas 6 sekolah dasar luar biasa.
2) Materi tunarungu yang di terapkan adalah materi tunarungu sesuai dengan
Standart Kompetendi dan Komptensi Dasar Siswa Tuna rungu yang telah di

4

rangkum oleh guru SDLB Kurnia Asih Ngoro meliputi abjad jari, isyarat
bilangan, menanyakan sesuatu, menceritakan kegiatan sehari – hari, membaca
cerita pendek, menjawab pertanyaan dari cerita pendek, menulis huruf tegak
bersambung, ciri-ciri tumbuhan dan binatang, , membaca bacaan singkat,
menyalin bacaan dengan huruf bersambung, materi wudlu dan sholat, dan kuis
sebagai evaluasi”.
3) Aplikasi yang di gunakan adalah adobe flash CS3.

1.4.

Tujuan Penelitian

1) Memberikan alat bantu berupa media pembelajaran kepada pengajar untuk
menyampaikan materi pelajaran tunarungu sekolah dasar luar biasa berbasis
IT kepada siswa SDLB.
2) Hasil dari rancang bangun media pembelajaran ini diharapkan dapat
meningkatkan minat belajar bagi siswa sekolah dasar luar biasa penyandang
tunarungu.
3) Dengan aplikasi Adobe Flash diharapkan dapat meningkatkan pemahaman
materi pelajaran dengan mengasah imajinasi siswa tunarungu yang
dihadapkan dengan media animasi yang lebih mendekati kepada obyek yang
sesungguhnya.

1.5.

Manfaat Penelitian

1) Guru atau pengajar
Output dari penelitian ini dapat digunakan sebagai alat bantu bagi guru dalam
menyampaiakan pembelajaran dikelas tuna rungu.

5

2) Siswa tunarungu
Mengenalkan siswa berkebutuhan khusus dalam hal ini adalah siswa
tunarungu kepada model pendidikan berbasis IT.
3) Penulis
Penelitian ini merupakan lahan pembelajaran dalam bidang Rancang bangun
media pembelajaran tunarungu.
4) Sekolah Dasar Luar Biasa
Penelitian ini akan memperkaya pustaka penelitian sekolah yang dapat
digunakan sebagai bahan rujukan untuk penelitian sejenis di masa mendatang.

1.6.

Metode Penelitian
Metode Penelitian yang di gunakan adalah metode study kasus. Metode

study kasus adalah bentuk penelitian yang intensif, terintegrasi dan mendalam.
Tujuan study kasus adalah mengembangkan pengetahuan mendalam mengenai
objek yang diteliti bersifat sebagai penelitian yang eksploratif. Teknik yang di
gunakan dalam metode study kasus adalah observasi langsung, angket, dan
wawancara.
Observasi
Pada tahab observasi penulis melakukan pengamatan terhadap proses
kegiatan pembelajaran anak SDLB tuna rungu, mencatat kelemahan dan kelebihan
media-media yang digunakan dalam proses pembelajaran, adapun yang menjadi
objek observasi ini adalah Siswa tuna rungu, Guru, dan media yang digunakan
dalam kegiatan pembelajaran anak tuna rungu,

Lengkapnya Langsung saja download file berikut ini gratis

Klik Download Via Userscloud
Klik Download Via Tusfiles

Itulah beberapa artikel skripsi thesis atau materi yang bisa anda gunakan untuk bahan tugas dan ajar, semoga bermanfaat.

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA Ny.” M ” CALON PESERTA BARU ALAT KONTRASEPSI BAWAH KULIT DI PUSKESMAS MOJOAGUNG JOMBANG

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA PADA Ny.” M ” CALON PESERTA BARU ALAT KONTRASEPSI BAWAH KULIT DI PUSKESMAS MOJOAGUNG JOMBANG

Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) yaitu Metode kontrasepsi hormonal yang efektif, tidak permanen dan dapat mencegah terjadinya kehamilan antara tiga hingga lima tahun. Penelitian ini bertujuan untuk Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Pada Ny.” M ” Calon Peserta Baru Alat Kontrasepsi Bawah Kulit Di Puskesmas Mojoagung Jombang Pada Tahun 2015. Metode Yang Di Gunakan Dalam Penulisan Laporan Tugas Akhir Yaitu Standar Asuhan Kebidanan Yang Meliputi: Pengkajian, Diagnosa, Dan Atau Masalah Kebutuhan, Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi Dan Pencatatan Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Pada Ny.” M ” Calon Peserta Baru Alat Kontrasepsi Bawah Kulit Di Puskesmas Mojoagung Jombang Pada Tahun 2015. Hasil Asuhan Kebidanan yang telah di lakukan Pada Calon Peserta Baru KB Alat Kontrasepsi Bawah Kulit Di Puskesmas Mojoagung Jombang adalah terdapat kesenjangan dalam pemasangan KB AKBK yang tidak sesuai dengan SOP. Kesimpulan pada Asuhan Kebidanan ini adalah terdapat kesenjangan dalam pemasangan KB AKBK yang tidak sesuai dengan SOP. Dan di sarankan agar lahan praktek lebih memperhatikan SOP yang ada tentang pemasangan AKBK dan meningkatkan mutu pelayanan kebidanan dalam konseling tentang KB .


Item Type:     Thesis (Diploma)
Subjects:     R Medicine > RZ Other systems of medicine
Divisions:     Fakultas Ilmu Kesehatan
Fakultas Ilmu Kesehatan > D3-Kebidanan

Lengkapnya Langsung saja download file berikut ini gratis

Klik Download Via Userscloud
Klik Download Via Tusfiles

Itulah beberapa artikel skripsi thesis atau materi yang bisa anda gunakan untuk bahan tugas dan ajar, semoga bermanfaat.

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “T” BAYI BARU LAHIR NORMAL DI PUSKESMAS PETERONGAN JOMBANG

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. “T” BAYI BARU LAHIR NORMAL DI PUSKESMAS PETERONGAN JOMBANG
BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 - 4000 gram,
cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan kongenital
(cacat bawaan) yang berat. (Kukuh Rahardjo, 2014 : 5). Sedangkan, asuhan
pada bayi baru lahir normal adalah asuhan yang diberikan pada bayi baru
lahir tersebut selama satu jam pertama setelah kelahiran, sebagian besar bayi
yang baru lahir akan menunjukkan usaha nafas spontan dengan sedikit
bantuan. (Prawirohardjo, 2009 : 28).Adapun permasalahan yang terjadi pada
bayi baru lahir adalah asfiksia neonatorum, ikterus, perdarahan tali pusat,
kejang, BBLR, hipotermi, dll. (Muslihatun, 2010 : 6).
Menurut Kementerian Kesehatan Indonesia tahun 2013 angka
kelahiran di Indonesia sebesar 4.738.692 bayi dan di Jawa Timur sebesar
582.233 bayi. Sedangkan angka kelahiran berdasarkan data dari Dinas
Kesehatan Kabupaten Jombang tahun 2013 sebesar 19.530 bayi. Dan angka
kelahiran berdasarkan data dari Puskesmas Peterongan Kabupaten Jombang
tahun 2014 adalah sebesar 621 bayi.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di PONED
Puskesmas Peterongan Jombang, didapatkan jumlah kelahiran normal pada
tahun 2014 adalah 81 bayi. Adapun bayi yang mengalami asfiksia adalah 2
bayi, bayi yang terkena infeksi 9 bayi, bayi dengan berat badan lahir rendah 2

1

2

bayi dan bayi sakit 14 bayi. Sedangkan pada bulan Januari tahun 2015 jumlah
bayi lahir adalah 8 dengan 1 bayi asfiksia. Asuhan yang dilakukan pada bayi
baru lahir di Puskesmas Peterongan sudah sesuai standart, di mulai dari bayi
lahir yaitu menilai sepintas, mengeringkan tubuh bayi, melakukan
pemotongan tali pusat, IMD, 1 jam setelah lahir dilakukan pengukuran BB,
TB, antropometri, pemberian salep mata, suntik vit K 1, kemudian 1 jam
setelahnya dilakukan suntik HB unijek dan pemantauan pada bayi. Sedangkan
pada ibu yang melahirkan di Puskesmas Peterongan sebelum pulang ke rumah
oleh petugas diberikan konseling yang nantinya bisa dipraktekkan oleh ibu di
rumah dengan panduan buku “SMART’’ yang didalamnya menjelaskan
tentang senam nifas, cara memandikan bayi, cara menyusui yang benar, cara
merawat tali pusat dan cara memberikan sentuhan sekaligus perawatan
melalui pijat bayi.
Periode segera setelah bayi baru lahir merupakan awal yang tidak
menyenangkan bagi bayi tersebut. Hal ini disebabkan oleh lingkungan
kehidupan sebelumnya (intrauterin) dengan lingkungan kehidupan sekarang
(ekstrauterin) yang sangat berbeda. Di dalam uterus janin hidup dan tumbuh
dengan segala kenyamanan karena ia tumbuh dan hidup bergantung penuh
pada ibunya. Sedangkan, pada waktu kelahiran, setiap bayi baru lahir akan
mengalami adaptasi atau proses penyesuaian fungsi – fungsi vital dari
kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar uterus. Kemampuan adaptasi
fisiologis ini disebut juga homeostasis atau kemampuan mempertahankan
fungsi – fungsi vital, bersifat dinamis, dipengaruhi oleh tahap pertumbuhan

3

dan perkembangan intrauterin. Adaptasi segera setelah lahir meliputi adaptasi
fungsi-fungsi vital (sirkulasi, respirasi, susunan saraf pusat, pencernaan dan
metabolisme). Oleh karena itu, bayi baru lahir memerlukan pemantauan ketat
dan perawatan yang dapat membantunya untuk melewati masa transisi
dengan berhasil. (Muslihatun, 2010 : 10).
Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi, periode neonatal
merupakan periode yang paling kritis. Pencegahan asfiksia, mempertahakan
suhu tubuh bayi terutama pada bayi berat lahir rendah, pemotongan dan
perawatan tali pusat, pemberian air susu ibu (ASI) dalam usaha menurunkan
angka kematian oleh karena diare, pencegahan terhadap infeksi, pemantauan
kenaikan berat badan dan stimulasi psikologis merupakan tugas pokok bagi
petugas kesehatan bayi dan anak. Neonatus pada minggu-minggu pertama
sangat dipengaruhi oleh kondisi ibu pada waktu ibu hamil dan melahirkan.
(JNPK – KR, 2013 : 119).
Penanganan bayi baru lahir memerlukan upaya bersama tenaga
kesehatan khususnya bidan dengan memberikan asuhan komprehensif sesuai
dengan PerMenKes RI No.1464/MenKes/2010 sejak bayi dalam kandungan,
selama persalinan, segera sesudah melahirkan serta melibatkan keluarga dan
masyarakat dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas seperti
mengajarkan cara merawat tali pusat, cara memandikan bayi serta cara
menyusui yang benar dan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan
selanjutnya akan menghasilkan bayi yang sehat.

4

Dari uraian di atas penulis tertarik untuk mengambil studi kasus yang
berjudul Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Normal di Puskesmas
Peterongan – Jombang.

1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana pelaksanaan Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir
Normal di Puskesmas Peterongan Kec. Peterongan Kab. Jombang tahun
2015?

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1

Tujuan Umum
Ibu dapat memberikan perawatan bayi baru lahir sesuai dengan
asuhan kebidanan sehingga bayi dapat melewati masa transisinya dengan
baik.

1.3.2

Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mampu melakukan pengkajian secara lengkap dan akurat pada bayi baru
lahir normal
1.3.2.2 Mampu merumuskan diagnosa dan / masalah kebidanan sesuai dengan
nomenklatur kebidanan
1.3.2.3 Mampu merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan
masalah yang ditegakkan
1.3.2.4 Mampu melaksanakan rencana asuhan kebidanan pada BBL normal
secara komprehensif

5

1.3.2.5 Mampu mengevaluasi hasil tindakan sesuai dengan perubahan
perkembangan kondisi klien
1.3.2.6 Mampu melaksanakan pencatatan asuhan kebidanan secara singkat dan
jelas dalam bentuk SOAP

1.4 Ruang Lingkup
Sasaran

: Bayi Baru Lahir Normal

Tempat

: Puskesmas Peterongan, Jombang

Waktu

: Januari – Februari 2015

1.5 Manfaat
1.5.1

Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan informasi dan wahana untuk menambah kepustakaan
khususnya perawatan pada bayi baru lahir normal.

1.5.2

Bagi Penulis
Dengan dilakukannya asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal ini
penulis

mendapat

pengalaman

nyata

di

lapangan

serta

dapat

mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan selama
menempuh pendidikan di DIII Kebidanan.
1.5.3

Bagi Lahan Praktek
Sebagai masukan terhadap tenaga kesehatan dalam meningkatkan
pelayanan dan pemberian asuhan yang sesuai untuk bayi baru lahir
normal.

6

1.5.4

Bagi Klien
Diharapkan orang tua mampu untuk melakukan perawatan bayi baru lahir
normal sesuai dengan asuhan kebidanan yang diberikan.

1.6 Metode Memperoleh Data
Metode yang digunakan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah (studi kasus)
ini adalah :
1.6.1

Studi Kepustakaan
Penulis mencari, mengumpulkan, dan mempelajari referensi yang
relevan dengan kasus yang dibahas yakni bayi baru lahir normal dari
beberapa buku dan informasi dari internet.

1.6.2

Studi Kasus
Penulis mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penyusunan
studi kasus dengan menggunakan pendekatan asuhan kebidanan yang
meliputi

pengkajian,

merumuskan

diagnosa

dan

atau

masalah,

melaksanakan perencanaa


Lengkapnya Langsung saja download file berikut ini gratis

Klik Download Via Userscloud
Klik Download Via Tusfiles

Itulah beberapa artikel skripsi thesis atau materi yang bisa anda gunakan untuk bahan tugas dan ajar, semoga bermanfaat.

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DAN PENERAPAN STRATEGI EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTSN TAMBAKBERAS JOMBANG

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA MADRASAH DAN PENERAPAN STRATEGI EVALUASI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DI MTSN TAMBAKBERAS JOMBANG
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Keberadaan seorang kepela sekolah memegang peranan penting dalam
suatu organisasi pendidikan ,peran seorang kepala sekolah adalah sebagai
petunjuk arah dan tujuan di masa depan .
Peran pemimpin dalam meningkatkan kinerja pegawai (guru)
merupakan salah satu kunci sukses bagi keberhasilan seluruh organisasi
.Dalam meningkatkan kinerja pegawai, pemimpin sangat menentukan dalam
mengarahkan sikap dan prilaku pribadi seseorang untuk dapat bersikap dan
berprilaku sesuai dengan aturan yang di tentukan dalam menunjang
tercapainya tujuan organisasi.
Kepemimpinan adalah kondisi yang paling strategis dalam sebuah
lembaga. Apabila kondisi kepemimpinannya baik ,maka akan berdampak
positif terhadap perkembangan dan kemajuan lembaga. Sebaliknya, jika
kondisi kepemimpinannya buruk, maka akan berdampak negative bagi
kelansungan lembaga tersebut,1 Seorang pemimpin memiliki tanggungjawab
besardalam mengendalikan organisasi, harus mampu menjadi contoh yang
baik dan motifator bagi bawahannya.
Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan tidak
pernah berhenti.Banyak agenda reformasi yang telah ,sedang dan akan
dilaksanakan .Beragam pula program inovatif ikut serta memeriahkan

1

MuzamilQomar,StrategiPendidikanIslam,PenerbitErlanga, Jakarta, 20013, hal . 167

1

2

reformasi pendidikan .Reformasi pendidikan adalah memperbaiki pola
hubungan sekolah dengan lingkungan dan pemerintah pola pengembangan
perencanaan ,pemberdayaan guru dan model-model pembelajaran.
Kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian merupakan tiga
dimensi yang sangat penting dari sekian banyak dimensi yang ada dalam
pendidikan. Ketiga dimensi tersebut saling berkaitan antara satu dengan
lainnya. Kurikulum merupakan suatu rencana yang ber pedoman atau
pegangan dalam proses kegiatan belajar mengajar.2
Dalam upaya meningkatkan mutu evaluasi pembelajaran pendidikan
agama Islam yang meliputi Al-Qur’an-Hadist, Fiqih, SKI, Aqidah Akhlaq dan
Bahasa Arab di MTsN Tambakberas Jombang, maka sangat diperlukan suatu
penilaian yang dilakukan oleh seorang guru,bukan hanya terfokus pada satu
aspek saja (kognitif) seperti yang selama ini dilakukan, tetapi harus
menyeluruh, selain aspek kognitif juga aspek efektif dan aspek psikomotorik.

Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata pelajaran di
sekolahn/madrasah yang penuh dengan muatan nilai kehidupan islami,perlu
di upayakan melalui perencanaan pembelajaran yang baik agar dapat
mempengaruhi pilihan ,putusan dan pengembangan kehidupan murid. Oleh
karena itu salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh guru adalah
membuat perencanaan pembelajaran secara professional dalam melaksanakan

2

Nana Syaodih,PengembanganKurikulum, Teori Dan Praktek. ( Bandung:
RemajaRosdakarya, 2008 ), 05.

3

tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pendidik,pembelajar sekaligus
sebagai perancang pembelajaran.3
Hal ini sesuai dengan UUNomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan
Dosen Pasal 1 ayat 1:
“Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.4
Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, strategi evaluasi
pembelajaran PAI senantiasa akan berpengaruh terhadap prestasisiswa.
Karena hal ini akan menjadi penunjang didalam pencapaian tingkat prestasi
yang lebih tinggi. Strategi evaluasi pembelajaran akan berjalan dengan baik
apabila guru dapat mengembangkan kemampuan dasar yang dimiliki. Dengan
demikian seorang guru yang profesionan yang memiliki kompentasi yang
tinggi dan memenuhi persyaratan-persyaratan yang diperlukanakan dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik dan tanggungjawab.5
Kepemimpinan seorang pemimpin akan mampu membedakan
karakteristik suatu organisasi dengan organisasi lainya. Kepemimpinan yang
dinamis dan efektif merupakan potensi yang paling pokok dan yang sulit
dijumpai, akan tetapi tidak berarti bahwa seorang pemimpin tidak mampu
menjadi pemimpin yang berkepimpinan dinamis dan efektif. Dengan
memahami teori kepemimpinan akan dapat meningkatkan pemahamannya
terhadap dirinya sendiri, mengetahui kelemahan maupun kelebihan potensi
3

Abdul Maji.PerencanaanPembelajaran,(Bandung ;Remaja Rosdakarya,2005)12
Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005Tentang Guru Dan Dosen
5
Abdul Majid ,PerencanaanPembelajaran.(Bandung;Remaja Rosdakarya.2005)hal 12
4

4

yang ada dalam dirinya, serta akan dapat meningkatkan pemahaman tentang
bagaimana seharusnya memperlakukan bawahannya.
Oleh sebab itu salah satu tugas kepala sekolah sebagai pemimpin
dalam lembaga sekolahan adalah untuk bisa menciptakan guru profesional
agar bisa bekerja sesuai dengan pengarahan yang diberikan. Lebih jauh
kepala sekolah sebagai pimpinan,harus mengetahui kinerja guru-gurunya.
Karena kinerja paling tidak sangat berkait dengan kepemimpinan organisasi
sekolah dan juga kepentingan guru itu sendiri, oleh karena itu bagi sekolah
dasar, hasil penilaian kinerja para guru sangat penting artinya dan peranannya
dalam pengambilan keputusan tentang berbagai hal, seperti identifikasi
kebutuhan

program

pendidikan

dan

pelatihan,

rekrutmen,

seleksi,

penempatan, promosi dan berbagai aspek lain. Sedangkan bagi guru penilaian
dapat berperan sebagai umpan balik tentang berbagai hal seperti kemampuan,
kelebihan, kekurangan, dan potensi yang pada gilirannya bermanfaat untuk
menentukan tujuan, jalur, rencana dan pengembangan karirnya. Sehingga
secara berkala hendaknya mengadakan penilaian kinerja guru-gurunya.6
Salah satu kinerja guru dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan
adalah melakukan strategi evaluasi pembelajaran yang senantiasa akan
berpengaruh terhadap prestasi siswa. Karena hal ini akan menjadi penunjang
didalam pencapaian tingkat prestasi yang lebih tinggi. Strategi evaluasi
pembelajaran akan berjalan dengan baik apabila guru dapat mengembangkan
kemampuan dasar yang dimiliki.
6

Wahjosumidjo.1999. Kepemimpinan Kepalasekolah
,TinjauanTeoritikdanPermasalahannya. Jakarta. RajaGrafindaPersada.

5

Dari uraian diatas, maka peneliti sangat tertarik untuk mengadakan
penelitian lebih lanjut tentang, “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Madrasah
dan Penerapan Strategi Evaluasi pembelajaran PAI terhadap Prestasi Belajar
Siswa di MTsN Tambakberas Jombang.”

B. RuangLingkupPenelitian
Agar dalam penelitian tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit, maka
perlu adanya pembatasan ruang lingkup. Hal ini di maksudkan untuk
mencegah terjadinya kekaburan dari tujuan penelitian yang disebabkan terlalu
luasnya ruang lingkup penelitian, adapun ruang lingkup tersebut meliputi
variable penelitian. Variable penelitian adalah suatu yang akan di jadikan
objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu masalah.7
Dalam hal ini penelitian mengangkat judul yang mempunyai tiga
veriable yaitu:
1. Variable Bebas

: Kepemimpinan Kepala Madrasah (X1) dan
Penerapan Strategi Evaluasi pembelajaran
PAI (X2)

2. Variable Terikat

7

: Prestasi belajarsiswa (Y)

SuharsiniArikunto , ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktek (Jakarta;rinekacipta
2002)hal 96

6

C. RumusanMasalah
Berdasarkan latarbelakang masalah yang peneliti kemukakan,
maka dapat peneliti kemukakan beberapa permasalahan, yaitu:
1. Bagaimana kepemimpinan kepala madrasah terhadap prestasi pelajaran
Pendidikan Agama Islam kelas IX di MTsN Tambakberas Jombang?
2. Bagaimana penerapan strategi evaluasi belajar siswa terhadap perstasi
belajar Pendidikan Agama Islam kelas IX di MTsN Tambakberas
Jombang?
3. Bagaimana pengaruh kepemimpinan kepala madrasah dan penerapan
strategi evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam terhadap prestasi
belajar siswa kelas IX di MTsN Tambakberas Jombang secara simultan?
D. TujuanPenelitian
Sesuai dengan rumusan masalah sebagaimana dikemukakan di atas,
maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan kepala madrasah terhadap
prestasi Pelajaran Agama Islam kelas IX di MTsN Tambakberas Jombang.
2. Untuk mengetahui

penerapan strategi evaluasi belajar siswa terhadap

perstasi belajar Pendidikan Agama Islam kelas IX di MTsN Tambakberas
Jombang?
3. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan kepala madrasah dan
penerapan strategi evaluasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam
terhadap prestasi belajar siswa kelas IX di MTsN Tambakberas Jombang
secara simultan?

7

E. Kegunaan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti mengharap adanya suatu manfaat,
adapun manfaat-manfaat yang diharapkan adalah:
1. Bagi Guru
- Dapat mengetahui siswa-siwi yang sudah faham dan belum faham.
- Dapat mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah tepat bagi siswa
atau belum.
2. BagiSiswa
- Dapat meningkatkan semangat dalam belajar.
- Dapat menambah wacana ilmu pengetahuan.
3. Bagi Sekolah
- Dapat membawa kelancaran proses belajar mengajar.
- Dapat memaksimalkan pelaksanaan strategi evaluasi pembelajaran
dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa.
4. Bagi Peneliti
Memberi sumbangan pemikiran kedunia ilmu pendidikan setelah
peneliti mendapatkan pendidikan di bangku kuliah UNIPDU.
5. Bagi UNIPDU
Hasil penelitian ini di harapkanakan menjadi bacaan yang
bermanfaat bagi para pembacanya.

8

F. HipotesisPenelitian
Hipotesis adalah perumusan jawaban sementara terhadap suatu soal
dengan maksud sebagai tuntunan sementara dalam penyelidikan atau
penelitian untuk mencari jawaban yang benar.
Dalam penelitian ini peneliti mengajukan hipotesa yang berbunyi:
Hipotesa kerja atau disebut juga dengan hipotesis alternative (Ha)
yang mengatakan bahwa ada pengaruh antara variable X dan Y.8
Berkaitan dengan hal di atas dalam penelitian ini hipotesisnya Ha.(Hi)
dirumuskan sebagai berikut:
“ada pengaruh kepemimpinan kepala madrasah dan penerapan strategi
evaluasi pembelajaran PAI terhadap prestasi belajar siswa di MTsN
Tambakberas Jombang.”


Lengkapnya Langsung saja download file berikut ini gratis

Klik Download Via Userscloud
Klik Download Via Tusfiles

Itulah beberapa artikel skripsi thesis atau materi yang bisa anda gunakan untuk bahan tugas dan ajar, semoga bermanfaat.