IMPLEMENTASI METODE MIND MAP DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MTs MA'ARIF BICAK TROWULAN MOJOKERTO
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) adalah mata pelajaran
yang diajarkan pada peserta didik dari jenjang Madrasah Ibtidaiyah sampai
Perguruan Tinggi Islam. Sejarah memiliki peranan penting dalam kehidupan,
dengan sejarah seseorang dapat mengetahui peristiwa penting masa lalu yang
mengandung banyak nilai dan pelajaran bagi hidup seseorang.1 Hal tersebut
menunjukkan bahwa pelajaran tersebut sangat penting dipelajari oleh peserta
didik.
Menurut rochman salah satu siswa di MTs. Ma’arif, pelajaran SKI
dirasakan lebih sulit untuk dipahami dari pada ilmu-ilmu lainnya,2 salah satu
penyebabnya adalah karena sejarah mempelajari sesuatu yang sudah terjadi
tidak dialami oleh peserta didik. Selain itu tidak ada kesesuaian antara
kemampuan peserta didik dengan cara penyajian materi sehingga SKI
dirasakan sebagai pelajaran yang sulit diterima. Salah satu guru MTs Ma’arif
juga mengungkapkan bahwa sulitnya peserta didik memahami pelajaran SKI
karena pelajaran tersebut materinya sangat banyak dan peserta didik dituntut
untuk menghafal dan memahami nama-nama tokoh, tempat dan kosa kata lain
yang berbahasa Arab yang notabene jauh berbeda dengan ejaan bahasa
Indonesia dan terkesan panjang-panjang.
1
2
Tim Penyusun. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta:
Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam , 2008), 2.
Rochman, Wawancara, Mojokerto, 20 Maret 2015.
1
2
Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas hidup
manusia dalam segala aspek kehidupan di dunia. Pendidikan mempunyai
peranan penting dalam menentukan kemajuan sebuah negara. Oleh karena itu,
jika ingin memajukan sebuah negara terlebih dahulu harus dimulai dengan
meningkatkan kualitas pendidikan yang ada. Pendidikan harus menjadi
prioritas utama pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah melakukan reformasi
dalam bidang pendidikan.3
Dari pengertian pendidikan tersebut, pendidikan memiliki tujuan yang
luhur. Keluhuran tujuan tersebut selayaknya tercermin dari potensi diri yang
tergali, sikap dan tingkah laku yang bermoral dari peserta didik selaku subyek
pendidikan. Pendidikan yang ada tidak hanya melahirkan seseorang yang ahli
dalam bidang tertentu akan tetapi bagaimana seseorang mampu membawa
diri dalam lingkungan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai dengan
norma dan aturan yang berlaku.
Dalam UU No. 14 tahun 2005 pasal 7 ayat 1 tentang prinsip-prinsip
profesionalitas guru pada butir d yaitu memiliki kompetensi yang diperlukan
sesuai dengan bidang tugas.4 Selain itu faktor lain yang menyebabkan
pelajaran SKI sulit diterima oleh peserta didik adalah kurang kreatifnya guru
SKI, hal ini disebabkan karena guru SKI kurang menggunakan metode yang
sesuai. Mata pelajaran SKI disampaikan dengan metode ceramah, metode
tersebut hanya akan membuat peserta didik mengantuk. Senada dengan apa
3
4
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, 2.
Mohamad Surya, dkk, Landasan Pendidikan: Menjadi Guru yang Baik (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2010), 79.
3
yang diungkapkan oleh Ibu Uswatun Khasanah selaku guru SKI di MTs
Ma’arif, beliau mengungkapkan bahwa menyampaikan pelajaran SKI dengan
menggunakan metode ceramah hanya akan membuat siswa mengantuk dan
cepat bosan dengan mata pelajaran tersebut, perlu ada kreativitas dari guru
untuk menyampaikan materi SKI sehingga kelas menjadi hidup.5 Guru yang
kurang kreatif dalam menggunakan metode saat menyampaikan materi SKI
akan terkesan membosankan, seperti di salah satu sekolah menengah kejuruan
swasta di Mojokerto yang salah satu guru SKInya hanya menyampaikan
materi dengan metode ceramah dan hanya menyuruh siswa membaca buku,
hal itu membuat peserta didik merasa jenuh dengan pelajaran SKI.6
Pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
nomor 20 tahun 2003:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk mmiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara”.7
Seperti yang telah dijelaskan dalam UU Sisdiknas bahwa proses
pembelajaran dan suasana belajar harus diwujudkan dengan usaha yang sadar
agar peserta didik mampu mengembangkan potensinya dengan baik. Maka
dari itu diperlukan sebuah metode pembelajaran yang sesuai.
Metode mind map atau peta pikiran menjadi pilihan peneliti karena
metode tersebut bekerja sesuai dengan cara kerja otak. Otak manusia terdiri
5
Uswatun Khasanah, Wawancara, Mojokerto, 22 Maret 2015.
Siswa, Wawancara, Mojokerto, 22 Maret 2015.
7
Undang-undang sisdiknas no. 20 tahun 2003.
6
4
dari dua bagian, yaitu otak kiri dan otak kanan. Otak kiri berhubungan dengan
aktivitas-aktivitas seperti bahasa, emosi, imajinasi dan lain-lain. Otak kanan
mempunyai sifat memori jangka panjang jika dibandingkan dengan otak kiri
yang mempunyai ciri khas memori jangka pendek. Metode mind map yang
mengkombinasikan warna dan bentuk akan semakin menarik peserta didik
dalam mempelajari suatu materi, sehingga suatu materi yang diserap akan
lebih banyak dan permanen karena yang bekerja adalah otak kanan.
Selain menumbuhkan kreativitas, mind map juga dapat membentuk
sikap kerja sama yang tinggi antar siswa, caranya dengan mengelompokkan
siswa dengan beberapa anggota disetiap kelompoknya. Siswa yang menjadi
anggota kelompok memiliki tugas masing-masing dalam pembuatan mind
map sampai mempresentasikan tugasnya, sehingga semua siswa dapat
berperan aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu menggunakan metode
mind map juga tidak meyebabkan kegaduan kelas, sehingga kelas lain tidak
merasa terganggu. Itulah beberapa kelebihan metode mind map dibanding
metode lain.8
Madrasah Tsanawiyah Ma’arif Bicak Trowulan Mojokerto menjadi
sekolah pilihan peneliti karena sekolah tersebut memiliki banyak keunggulan
dibanding dengan madrasah lain di kecamatan Trowulan. Keunggulan itu
diantaranya memiliki guru SKI yang telah mengikuti PLPG, sehingga guru
SKI disana telah menerapkan active learning, maka dari itu pembelajaran
disana tidak monoton. Salah satu active learning yang diterapkan di sekolah
8
Uswatun Khasanah, Wawancara, Mojokerto, 22 Maret 2015.
5
tersebut adalah penggunaan metode mind map. Walaupun sekolah tersebut
berada di desa dan sarana prasarananya kurang memadai, akan tetapi guruguru yang mengampu di sekolah tersebut mampu mengajar dengan baik,
salah satunya adalah mampu menerapkan metode yang baik.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
pembelajaran SKI sehingga dapat memperlancar dan mempermudah proses
pembelajaran dan penyampaian materi kepada peserta didik, sehingga peserta
didik dapat menangkap materi dengan mudah. Selain itu dengan
menggunakan metode mind map nilai-nilai yang terkandung dalam
pembelajaran SKI dapat disampaikan. Siswa mampu merekonstruksi setiap
materi yang disampaikan yaitu mampu mengambil pelajaran dari sebuah
peristiwa sejarah dan menjadikan pelajaran untuk saat ini dan di masa yang
akan datang. Belajar sejarah, khususnya belajar sejarah kebudayaan Islam
tidak sekedar tahu dan hafal nama-nama tokoh dan tempat, tetapi harus lebih
dapat mengambil makna dari setiap peristiwa itu.
Berangkat dari latar belakang inilah penulis merasa tertarik untuk
mengetahui lebih lanjut tentang bagaimanakah Implementasi metode Mind
Map dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah
Tsanawiyah Ma’arif Bicak Trowulan Mojokerto.
6
B. Ruang Lingkup Penelitian
Adanya ruang lingkup dalam suatu penelitian sangatlah diperlukan,
agar penelitian yang dilakukan itu lebih baik, terfokus pada substansi
persoalan yang akan diteliti, sehingga tujuan dari penelitian dapat terarah
dengan baik.
Adapun dalam penelitian ini peneliti membatasinya pada implementasi
metode Mind Map dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di
Madrasah Tsanawiyah Ma’arif Bicak Trowulan Mojokerto, yang meliputi:
1. Pengertian Metode Mind Map.
2. Pengertian pembelajaran sejarah kebudayaan Islam.
3. Faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam penerapan metode
Mind Map.
4. Penelitian dilakukan mulai tanggal 1 April sampai dengan 30 April 2015.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka pokok masalah yang
perlu mendapat jawaban dan kejelasan melalui penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana implementasi metode mind map dalam pembelajaran sejarah
kebudayaan Islam di Madrasah Tsanawiyah Ma’arif Bicak Trowulan
Mojokerto?
2. Faktor apa sajakah yang menjadi pendukung dan penghambat dalam
implementasi metode mind map dalam pembelajaran SKI di Madrasah
Tsanawiyah Ma’arif Bicak Trowulan Mojokerto?
7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat dikemukakan
tujuan dari penelitian ini, adalah :
a. Untuk mengetahui implementasi metode mind map dalam pembelajaran
sejarah kebudayaan Islam di Madrasah Tsanawiyah Ma’arif Bicak
Trowulan Mojokerto.
b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat implementasi
metode mind map dalam pembelajaran sejarah kebudayaan Islam di
Madrasah Tsanawiyah Ma’arif Bicak Trowulan Mojokerto.
2. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kegunaan penelitian ini
adalah :
a. Kegunaan Teoritis
Memberikan tambahan wawasan secara teoritis terkait dengan
pelaksanaan implementasi metode mind map dalam pembelajaran
sejarah kebudayaan Islam juga sebagai pijakan bagi peneliti untuk
dikembangkan, baik bagi peneliti sendiri maupun peneliti lain.
b. Kegunaan Praktis
1) Sebagai motivasi untuk melakukan variasi pembelajaran sesuai
dengan materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang akan di
ajarkan agar proses pembelajaran bisa berjalan dengan baik dan
memperoleh hasil yang diinginkan.
8
2) Sebagai panduan bagi guru Sejarah Kebudayaan Islam, peneliti,
maupun pihak lain yang berkepentingan dalam implementasi metode
mind map dalam pembelajaran sejarah kebudayaan Islam.
E. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan kajian mengenai penelitian-penelitian
terdahulu. Hal ini dilakukan untuk menghindari pengulangan penelitian
sebelumnya. Berdasarkan penulusuran hasil-hasil penelitian skripsi yang ada,
ditemukan beberapa skripsi yang relevan dengan penelitian ini, antara lain :
1. Skripsi Afifah Tun Niswah (07410036), jurusan Pendidikan Agama Islam
tahun 2012, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta yang
berjudul Penerapan Metode Mind map Sebagai Upaya Meningkatkan
Motivasi dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Fiqih Kelas VIIIA
MTsN Ngemplak, Sleman. Skripsi tersebut menjelaskan adanya masalah
mengenai penggunaan metode konvensional seperti ceramah, sehingga
Lengkapnya Langsung saja download file berikut ini gratis
Klik Download Via Userscloud
Klik Download Via Tusfiles
Itulah beberapa artikel skripsi thesis atau materi yang bisa anda gunakan untuk bahan tugas dan ajar, semoga bermanfaat.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) adalah mata pelajaran
yang diajarkan pada peserta didik dari jenjang Madrasah Ibtidaiyah sampai
Perguruan Tinggi Islam. Sejarah memiliki peranan penting dalam kehidupan,
dengan sejarah seseorang dapat mengetahui peristiwa penting masa lalu yang
mengandung banyak nilai dan pelajaran bagi hidup seseorang.1 Hal tersebut
menunjukkan bahwa pelajaran tersebut sangat penting dipelajari oleh peserta
didik.
Menurut rochman salah satu siswa di MTs. Ma’arif, pelajaran SKI
dirasakan lebih sulit untuk dipahami dari pada ilmu-ilmu lainnya,2 salah satu
penyebabnya adalah karena sejarah mempelajari sesuatu yang sudah terjadi
tidak dialami oleh peserta didik. Selain itu tidak ada kesesuaian antara
kemampuan peserta didik dengan cara penyajian materi sehingga SKI
dirasakan sebagai pelajaran yang sulit diterima. Salah satu guru MTs Ma’arif
juga mengungkapkan bahwa sulitnya peserta didik memahami pelajaran SKI
karena pelajaran tersebut materinya sangat banyak dan peserta didik dituntut
untuk menghafal dan memahami nama-nama tokoh, tempat dan kosa kata lain
yang berbahasa Arab yang notabene jauh berbeda dengan ejaan bahasa
Indonesia dan terkesan panjang-panjang.
1
2
Tim Penyusun. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta:
Departemen Agama RI Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam , 2008), 2.
Rochman, Wawancara, Mojokerto, 20 Maret 2015.
1
2
Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas hidup
manusia dalam segala aspek kehidupan di dunia. Pendidikan mempunyai
peranan penting dalam menentukan kemajuan sebuah negara. Oleh karena itu,
jika ingin memajukan sebuah negara terlebih dahulu harus dimulai dengan
meningkatkan kualitas pendidikan yang ada. Pendidikan harus menjadi
prioritas utama pemerintah. Oleh karena itu, pemerintah melakukan reformasi
dalam bidang pendidikan.3
Dari pengertian pendidikan tersebut, pendidikan memiliki tujuan yang
luhur. Keluhuran tujuan tersebut selayaknya tercermin dari potensi diri yang
tergali, sikap dan tingkah laku yang bermoral dari peserta didik selaku subyek
pendidikan. Pendidikan yang ada tidak hanya melahirkan seseorang yang ahli
dalam bidang tertentu akan tetapi bagaimana seseorang mampu membawa
diri dalam lingkungan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai dengan
norma dan aturan yang berlaku.
Dalam UU No. 14 tahun 2005 pasal 7 ayat 1 tentang prinsip-prinsip
profesionalitas guru pada butir d yaitu memiliki kompetensi yang diperlukan
sesuai dengan bidang tugas.4 Selain itu faktor lain yang menyebabkan
pelajaran SKI sulit diterima oleh peserta didik adalah kurang kreatifnya guru
SKI, hal ini disebabkan karena guru SKI kurang menggunakan metode yang
sesuai. Mata pelajaran SKI disampaikan dengan metode ceramah, metode
tersebut hanya akan membuat peserta didik mengantuk. Senada dengan apa
3
4
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, 2.
Mohamad Surya, dkk, Landasan Pendidikan: Menjadi Guru yang Baik (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2010), 79.
3
yang diungkapkan oleh Ibu Uswatun Khasanah selaku guru SKI di MTs
Ma’arif, beliau mengungkapkan bahwa menyampaikan pelajaran SKI dengan
menggunakan metode ceramah hanya akan membuat siswa mengantuk dan
cepat bosan dengan mata pelajaran tersebut, perlu ada kreativitas dari guru
untuk menyampaikan materi SKI sehingga kelas menjadi hidup.5 Guru yang
kurang kreatif dalam menggunakan metode saat menyampaikan materi SKI
akan terkesan membosankan, seperti di salah satu sekolah menengah kejuruan
swasta di Mojokerto yang salah satu guru SKInya hanya menyampaikan
materi dengan metode ceramah dan hanya menyuruh siswa membaca buku,
hal itu membuat peserta didik merasa jenuh dengan pelajaran SKI.6
Pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
nomor 20 tahun 2003:
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk mmiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara”.7
Seperti yang telah dijelaskan dalam UU Sisdiknas bahwa proses
pembelajaran dan suasana belajar harus diwujudkan dengan usaha yang sadar
agar peserta didik mampu mengembangkan potensinya dengan baik. Maka
dari itu diperlukan sebuah metode pembelajaran yang sesuai.
Metode mind map atau peta pikiran menjadi pilihan peneliti karena
metode tersebut bekerja sesuai dengan cara kerja otak. Otak manusia terdiri
5
Uswatun Khasanah, Wawancara, Mojokerto, 22 Maret 2015.
Siswa, Wawancara, Mojokerto, 22 Maret 2015.
7
Undang-undang sisdiknas no. 20 tahun 2003.
6
4
dari dua bagian, yaitu otak kiri dan otak kanan. Otak kiri berhubungan dengan
aktivitas-aktivitas seperti bahasa, emosi, imajinasi dan lain-lain. Otak kanan
mempunyai sifat memori jangka panjang jika dibandingkan dengan otak kiri
yang mempunyai ciri khas memori jangka pendek. Metode mind map yang
mengkombinasikan warna dan bentuk akan semakin menarik peserta didik
dalam mempelajari suatu materi, sehingga suatu materi yang diserap akan
lebih banyak dan permanen karena yang bekerja adalah otak kanan.
Selain menumbuhkan kreativitas, mind map juga dapat membentuk
sikap kerja sama yang tinggi antar siswa, caranya dengan mengelompokkan
siswa dengan beberapa anggota disetiap kelompoknya. Siswa yang menjadi
anggota kelompok memiliki tugas masing-masing dalam pembuatan mind
map sampai mempresentasikan tugasnya, sehingga semua siswa dapat
berperan aktif dalam proses pembelajaran. Selain itu menggunakan metode
mind map juga tidak meyebabkan kegaduan kelas, sehingga kelas lain tidak
merasa terganggu. Itulah beberapa kelebihan metode mind map dibanding
metode lain.8
Madrasah Tsanawiyah Ma’arif Bicak Trowulan Mojokerto menjadi
sekolah pilihan peneliti karena sekolah tersebut memiliki banyak keunggulan
dibanding dengan madrasah lain di kecamatan Trowulan. Keunggulan itu
diantaranya memiliki guru SKI yang telah mengikuti PLPG, sehingga guru
SKI disana telah menerapkan active learning, maka dari itu pembelajaran
disana tidak monoton. Salah satu active learning yang diterapkan di sekolah
8
Uswatun Khasanah, Wawancara, Mojokerto, 22 Maret 2015.
5
tersebut adalah penggunaan metode mind map. Walaupun sekolah tersebut
berada di desa dan sarana prasarananya kurang memadai, akan tetapi guruguru yang mengampu di sekolah tersebut mampu mengajar dengan baik,
salah satunya adalah mampu menerapkan metode yang baik.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
pembelajaran SKI sehingga dapat memperlancar dan mempermudah proses
pembelajaran dan penyampaian materi kepada peserta didik, sehingga peserta
didik dapat menangkap materi dengan mudah. Selain itu dengan
menggunakan metode mind map nilai-nilai yang terkandung dalam
pembelajaran SKI dapat disampaikan. Siswa mampu merekonstruksi setiap
materi yang disampaikan yaitu mampu mengambil pelajaran dari sebuah
peristiwa sejarah dan menjadikan pelajaran untuk saat ini dan di masa yang
akan datang. Belajar sejarah, khususnya belajar sejarah kebudayaan Islam
tidak sekedar tahu dan hafal nama-nama tokoh dan tempat, tetapi harus lebih
dapat mengambil makna dari setiap peristiwa itu.
Berangkat dari latar belakang inilah penulis merasa tertarik untuk
mengetahui lebih lanjut tentang bagaimanakah Implementasi metode Mind
Map dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah
Tsanawiyah Ma’arif Bicak Trowulan Mojokerto.
6
B. Ruang Lingkup Penelitian
Adanya ruang lingkup dalam suatu penelitian sangatlah diperlukan,
agar penelitian yang dilakukan itu lebih baik, terfokus pada substansi
persoalan yang akan diteliti, sehingga tujuan dari penelitian dapat terarah
dengan baik.
Adapun dalam penelitian ini peneliti membatasinya pada implementasi
metode Mind Map dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di
Madrasah Tsanawiyah Ma’arif Bicak Trowulan Mojokerto, yang meliputi:
1. Pengertian Metode Mind Map.
2. Pengertian pembelajaran sejarah kebudayaan Islam.
3. Faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam penerapan metode
Mind Map.
4. Penelitian dilakukan mulai tanggal 1 April sampai dengan 30 April 2015.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka pokok masalah yang
perlu mendapat jawaban dan kejelasan melalui penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana implementasi metode mind map dalam pembelajaran sejarah
kebudayaan Islam di Madrasah Tsanawiyah Ma’arif Bicak Trowulan
Mojokerto?
2. Faktor apa sajakah yang menjadi pendukung dan penghambat dalam
implementasi metode mind map dalam pembelajaran SKI di Madrasah
Tsanawiyah Ma’arif Bicak Trowulan Mojokerto?
7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat dikemukakan
tujuan dari penelitian ini, adalah :
a. Untuk mengetahui implementasi metode mind map dalam pembelajaran
sejarah kebudayaan Islam di Madrasah Tsanawiyah Ma’arif Bicak
Trowulan Mojokerto.
b. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat implementasi
metode mind map dalam pembelajaran sejarah kebudayaan Islam di
Madrasah Tsanawiyah Ma’arif Bicak Trowulan Mojokerto.
2. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kegunaan penelitian ini
adalah :
a. Kegunaan Teoritis
Memberikan tambahan wawasan secara teoritis terkait dengan
pelaksanaan implementasi metode mind map dalam pembelajaran
sejarah kebudayaan Islam juga sebagai pijakan bagi peneliti untuk
dikembangkan, baik bagi peneliti sendiri maupun peneliti lain.
b. Kegunaan Praktis
1) Sebagai motivasi untuk melakukan variasi pembelajaran sesuai
dengan materi pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam yang akan di
ajarkan agar proses pembelajaran bisa berjalan dengan baik dan
memperoleh hasil yang diinginkan.
8
2) Sebagai panduan bagi guru Sejarah Kebudayaan Islam, peneliti,
maupun pihak lain yang berkepentingan dalam implementasi metode
mind map dalam pembelajaran sejarah kebudayaan Islam.
E. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan kajian mengenai penelitian-penelitian
terdahulu. Hal ini dilakukan untuk menghindari pengulangan penelitian
sebelumnya. Berdasarkan penulusuran hasil-hasil penelitian skripsi yang ada,
ditemukan beberapa skripsi yang relevan dengan penelitian ini, antara lain :
1. Skripsi Afifah Tun Niswah (07410036), jurusan Pendidikan Agama Islam
tahun 2012, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta yang
berjudul Penerapan Metode Mind map Sebagai Upaya Meningkatkan
Motivasi dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Fiqih Kelas VIIIA
MTsN Ngemplak, Sleman. Skripsi tersebut menjelaskan adanya masalah
mengenai penggunaan metode konvensional seperti ceramah, sehingga
Lengkapnya Langsung saja download file berikut ini gratis
Klik Download Via Userscloud
Klik Download Via Tusfiles
Itulah beberapa artikel skripsi thesis atau materi yang bisa anda gunakan untuk bahan tugas dan ajar, semoga bermanfaat.
Belum terdapat comments pada "IMPLEMENTASI METODE MIND MAP DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM DI MTs MA'ARIF BICAK TROWULAN MOJOKERTO", silahkan berikan komentar pertama.
Post a Comment