PERANAN KEPALA MADRASAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SUMOBITO JOMBANG
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam sebuah organisasi kepemimpinan merupakan salah satu fungsi
manajemen yang sangat penting untuk dapat mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan harus menghadapi berbagai macam faktor seperti : struktur
atau tatanan, koalisi, kekuasaan, dan kondisi lingkungan organisasi.
Sebaliknya kepemimpinan rasanya dapat pula dijadikan satu alat penyelesaian
yang luar biasa terhadap problem apa saja yang sedang terjadi dalam suatu
organisasi. Kepemimpinan dapat berperan di dalam melindungi beberapa isu
pengaturan organisasi yang tidak tepat, seperti : job discription yang menjadi
penghalang tindakan yang efektif, kekurangan berbagai macam sumber,
prosedur yang dianggap tidak sesuai dan sebagainya yaitu problem-problem
organisasi yang lebih fundamental. Oleh karena peranan sentral kepemimpinan
dalam organisasi tersebut, dimensi-dimensi kepemimpinan yang bersifat
kompleks perlu dipahami dan dikaji secara terkoordinasi dan komprehensif,
sehingga peranan kepemimpinan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Dimensi-dimensi tersebut adalah definisi apa yang dimaksud kepemimpinan,
berbagai macam studi tentang kepemimpinan, efektivitas kepemimpinan, serta
usaha-usaha memperbaiki kepemimpinan.1
Kepala madrasah sebagai pemimpin adalah satu pemahaman yang
diterima umum, dengan guru sebagai pengikut atau guru sebagai pekerja.
1
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah; Tinjauan
Permasalahannya, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hal. 15-16
1
Teoritik
dan
2
Belakangan ini makin banyak literatur reformasi yang secara konsisten
menekankan bahwa pemimpin yang efektif tidak menerapkan secara langsung,
tetapi sangat berpengaruh pada kemampuan madrasah untuk meningkatkan
mutu implementasi program-program dan keberhasilan akademik siswa.
Sementara aktivitas belajar siswa di madrasah makin diterima menempati
posisi “pertama, terakhir, dan selalu” tergantung pada kualitas guru. Ini
menunjukkan pentingnya kualitas kepemimpinan dalam menentukan kinerja
guru dan mutu pembelajaran di kelas.2
Kepala madrasah mempunyai kewenangan fungsional untuk melakukan
supervisi/pengawasan kepada para guru yang berada dibawah pimpinannya.
Peran kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru sangat diharapkan
agar para guru dalam mengajar lebih cakap, terarah dan professional, sehingga
lebih mudah dalam menangkap, mencerna dan kemudian merealisasikan
dalam tugas sehari-hari. Selanjutnya guru merupakan figur sentral dalam
menterjemahkan kebijakan kepala madrasah dan dalam penyelenggaraan
pendidikan, karena guru adalah sosok yang sangat dibutuhkan untuk
memotivasi keberhasilan peserta didiknya.
Kepala madrasah sebagai pemimpin di sebuah lembaga pendidikan
dituntut untuk dapat meningkatkan kualitas manajemen sumber dayanya
melalui prestasi kerjanya, terutama dalam hal pengelolaan organisasi dan
pelaksanaan tugas pokok serta tugas lainnya. Selain itu kepala madrasah perlu
mengaktualisasikan kemampuan manajerial untuk peningkatan kinerja guru.
2
Sudarwan Danim, Kepemimpinan Pendidikan; Kepemimpinan Jenius (IQ+EQ), Etika,
Perilaku Motivasional, dan Mitos, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 176
3
Hal ini sangat penting sebagai pemangku jabatan selaku kepala madrasah,
peningkatan profesi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya selaku
tenaga profesional dalam bidang pendidikan.
Pemimpin menggunakan seluruh kemampuan dan kecerdasannya
dengan memanfaatkan lingkungan dan potensi yang ada pada organisasi.
Dengan kata lain pemimpin berusaha melibatkan anggota organisasi untuk
mencapai tujuan. Kemampuan untuk menggerakkan, mengarahkan dan
mempengaruhi anggota organisasi sebagai upaya untuk mencapai tujuan
organisasi sebagai wujud kepemimpinannya. Kesanggupan mempengaruhi
perilaku orang lain kearah tujuan tertentu sebagai indikator keberhasilan
seorang pemimpin.3 Kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain kearah
tujuan tertentu sebagai indikator keberhasilan seorang pemimpin. Mengartikan
kepemimpinan sebagai keterlibatan yang dilakukan secara sengaja untuk
mempengaruhi perilaku orang.
Paradigma pendidikan yang memberikan kewenangan luas kepada
madrasah
dalam
mengembangkan
berbagai
potensinya
memerlukan
peningkatan kompetensi pemimpin dalam berbagai aspek manajerialnya, agar
dapat mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi yang di emban sekolahnya.
Kepemimpinan merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling
berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Kepala madrasah
bertanggung jawab atas manajeman pendidikan secara mikro, yang secara
langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di madrasah. Sebagaimana
3
Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah; Dalam Organisasi Pembelajar, (Bandung:
Alfabeta, 2009), hal. 119
4
dikemukakan dalam Pasal 12 ayat 1 PP 28 tahun 1990 bahwa: “Kepala
madrasah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan,
administrasi madrasah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan
pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana.
Kepemimpinan pendidikan berkaitan dengan masalah kepala madrasah
dalam meningkatkan kesempatan untuk mengadakan pertemuan secara efektif
dengan para guru dalam situasi yang kondusif. Dalam hal ini perilaku kepala
madrasah harus dapat mendorong kinerja para guru dengan menunjukkan rasa
bersahabat, dekat dan penuh pertimbangan terhadap para guru, baik sebagai
personal maupun sebagai kelompok. Perilaku kepala madrasah yang positif
dapat mendorong, mengarahkan, dan memotivasi seluruh warga madrasah
untuk bekerja sama dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan madrasah.
Kinerja guru atau prestasi kerja (performance) merupakan hasil yang
dicapai oleh guru dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta
penggunaan waktu. Kinerja guru akan baik jika guru telah melaksanakan
unsur-unsur yang terdiri kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas
mengajar, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran, kedisplinan,
dalam mengajar dan tugas lainnya, kreativitas dalam pelaksanaan pengajaran,
kerjasama dengan semua warga sekolah, kepemimpinan yang menjadi panutan
siswa, kepribadian yang baik, jujur dan obyektif dalam membimbing siswa,
serta tanggungjawab terhadap tugasnya. Oleh karena itu kepala madrasah
selaku pemimpin adalah melakukan penilaian terhadap kinerja guru. Penilaian
5
ini penting untuk dilakukan mengingat fungsinya sebagai alat evaluasi
kepemimpinan bagi kepala madrasah.
Kepemimpinan kepala madrasah merupakan upaya yang dilakukan dan
hasil yang dapat dicapai oleh kepala madrasah dalam mengimplementasikan
manajemen madrasah untuk mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan
efisien, produktif, dan akuntabel. Oleh karena itu, kepala madrasah memiliki
posisi yang sangat penting dalam menggerakkan manajemen sekolah agar
dapat berjalan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan zaman;
khususnya kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya, dan seni.
Pentingnya kepemimpinan kepala madrasah ini perlu lebih ditekankan lagi,
terutama dalam kaitannya dengan kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi
pendidikan. Dalam desentralisasi pendidikan yang menekankan pada
menajemen berbasis madrasah, kepala madrasah memiliki otonomi yang tinggi
dalam memajukan dan mengembangkan madrasahnya. Meski demikian, tidak
sedikit kepala madrasah yang kebingungan, karena tidak memahami visi dan
misinya.4
Pada kondisi riil tugas mendidik, ada keberagaman sifat guru ada yang
bersemangat dan penuh tanggung jawab, ada juga guru dalam melakukan
pekerjaan itu tanpa dilandasi rasa tanggung jawab dalam arti tidak sesuai
kinerja guru yang diharapkan seperti seringnya guru tidak dapat mengajar pada
satu mata pelajaran, karena hal lain berakibat pada siswa hanya diberi tugas
yang harus cepat diselesaikan pada waktu yang ditentukan lalu dikumpulkan
4
E, Mulyasa, Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara,
2012), hal. 17-18
6
secara bersama-sama. Selain itu juga ada guru yang datang tidak tepat pada
waktunya ketika jam pembelajaran harus segera berlangsung yang kemudian
mengakibatkan murid harus menunggu lalu tidak ada kontrol dari guru
sehingga kondisi kelas menjadi kurang kondusif dan mengganggu kelas
lainnya.
Dalam Undang-undang Sisdiknas dalam pasal 2 dijelaskan bahwa
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (UU Sisdiknas 2003 : 7)
Kemudian jika berpedoman pada Keputusan Menteri Agama No. 372 tahun
1993 tentang pendidikan dasar berciri khas agama Islam pada hakekatnya
sama
dengan
tujuan
pendidikan
dasar
berciri
khas
agama
yang
diselenggarakan pada Madrasah Tsanawiyah (MTs) bertujuan memberikan
bekal kemampuan dasar sebagai perluasan serta peningkatan pengetahuan
agama dan keterampilan yang diperoleh di Madrasah Ibtidaiyah atau Sekolah
Dasar yang bermanfaat bagi siswa. Untuk mengembangkan kehidupan sebagai
pribadi muslim, anggota masyarakat dan warga negara sesuai dengan tingkat
perkembangan serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan
menengah dan atau mempersiapkan mereka untuk hidup dimasyarakat.
Mengacu pada tujuan pendidikan yang telah dijabarkan di atas maka
7
dapatlah dijelaskan bahwa Madrasah Tsanawiyah Negeri mempunyai tugas
sebagai berikut :
1. Tugas Pokok
a. Sebagai lembaga yang menampung tamatan Madrasah Ibtidaiyah atau
Sekolah Dasar
b. Sebagai lembaga untuk mengadakan proses kegiatan belajar mengajar
c. Sebagai lembaga yang mempersiapkan siswa untuk mengikuti jenjang
pendidikan menengah atau mempersiapkan siswa untuk hidup di
masyarakat. (KMA. No. 369, 1993)
Fungsi Madrasah Tsanawiyah Negeri tidaklah terlepas dari tugas pokok
madrasah Tsanawiyah yaitu :
a. Mengadakan proses kegiatan belajar mengajar sesuai dengan
kurikulum yang berlaku
b. Melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan bakat dan
minat siswa;
c. Melaksanakan administrasi madrasah termasuk perpustakaan
Dengan tugas diemban tersebut maka diharapkan melahirkan lulusan
yang berkualitas, yang selanjutnya peningkatan kualitas harus diikuti dengan
upaya peningkatan skill kepala madrasah dalam mengelola madrasah yang
efektif dengan ditandai terpenuhinya indikator layanan belajar siswa.
Madrasah Tsanawiyah Negeri adalah lembaga pendidikan yang
bernaung di bawah Kementerian Agama yang berfungsi sebagai pelaksana visi
dan misi madrasah dan sekaligus sebagai media dakwah bagi masyarakat
8
sekitar. Melihat kondisi Madrasah saat ini telah dilengkapi dengan sumber
daya manusia yang memadai, prasarana dan sarana pendidikan yang
representatif untuk memenuhi standar sebagai Madrasah Tsanawiyah Negeri.
Pengelolaan Madrasah Tsanawiyah negeri diharapkan dapat dikelola secara
professional dan terbuka supaya memperoleh kepercayaan yang tinggi dari
masyarakat dan pada akhirnya akan memperoleh dukungan penuh dari
masyarakat. Dengan demikian maka masyarakat tidak akan segan untuk
menyekolahkan anaknya ke Madrasah Tsanawiyah dibandingkan ke Sekolah
Umum, selain itu Madrasah memiliki nilai plus yang berupa pendidikan agama
yang di ajarkan secara lebih detail yang menjelaskan tentang hubungan
manusia dengan sang Kholiq dan hubungan dengan sesama manusia sehingga
diharapkan output dari Madrasah Tsanawiyah dapat hidup di tengah-tengah
masyarakat dan menjadi tumpuan bagi para orang tua yang menyekolahkan
anaknya di madrasah Tsanawiyah.
H. M. Arifin menjelaskan bahwa madrasah dapat mengemban tugas
dan fungsi pendidikan yang mulia. Tugas pendidikan itu adalah sebagai
berikut :
a. Tugas pendidikan adalah membimbing dan mengarahkan pertumbuhan
dan perkembangan manusia dari tahap ke tahap kehidupan anak didik
sampai mencapai titik kemampuan yang optimal. Bimbingan dan
pengarahan tersebut menyangkut potensi, predesposisi (kemampuan
dasar) serta bakat manusia yang mengandung kemungkinan berkembang
ke arah kematangan yang optimal
b. Sedangkan fungsi pendidikan adalah menyediakan fasilitas yang dapat
memungkinkan tugas pendidikan tersebut dapat berjalan lancar.
Penyediaan fasilitas ini mengandung arti dan tujuan bersifat struktural
dan institusional.
Masih menurut beliau yang berkaitan dengan lembaga pendidikan Islam
ada tiga tugas yang diemban oleh lembaga pendidikan Islam yaitu :
9
1. Pembebasan manusia dari ancaman api neraka sesuai dengan
perintah Allah dalam surat At Tahrim : 6 yang berbunyi :
“Jagalah dirimu dan keluargamu dari ancaman api neraka” (Q.S. At
Tahrim : 6)
2. Pembinaan umat manusia menjadi hamba Allah yang mempunyai
keselarasan dan keseimbangan hidup bahagia di dunia dan akhirat
sebagai dualisasi cita-cita seorang yang beriman dan bertaqwa dan
senantiasa mendekatkan diri kepada Allah
3. Membentuk pribadi manusia yang memancarkan sinar keimanan
yang kaya dengan ilmu pengetahuan yang satu sama lain saling
mengembangkan hidupnya untuk menghambakan dirinya kepada
Khaliqnya.5
Penelitian ini dimaksudkan untu memberikan deskripsi peranan kepala
madrasah dalam upaya meningkatkan kinerja guru di Madrasah Tsanawiyah
Negeri Sumobito Jombang.
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah mengenai peranan kepala madrasah dalam
upaya meniingkatkan kinerja guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri Sumobito
Jombang
Berdasarkan latar belakang yang di uraiakan di atas, maka fokus
penelitian ini adalah :
H.M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara. Bandung. 1993 : 33-34
5
10
a. Kinerja kepala madrasah dalam upaya meningkatkan kinerja guru di
Madrasah Tsanawiyah Negeri Sumobito Jombang.
b. Kinerja guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Sumobito Jombang
c. Peranan kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru di Madrasah
Tsanawiyah Negeri Sumobito Jombang.
d. Hambatan-hambatan kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru di
Madrasah Tsanawiyah Negeri Sumobito Jombang.
C. Pembatasan Masalah
Untuk meminimalisir permasalahan yang tidak relevan, dan akibat dari
adanya keterbatasan waktu, sumber data, maka perlu kiranya diberikan batasan
masalah yang akan menjadi acuan untuk memperoleh solusi terbaik, adapun
batasan masalah adalah tentang peranan kepala madrasah dalam upaya
meningkatkan kinerja guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri Sumobito dan
hambatan-hambatan kepala madrasah dalam upaya meningkatkan kinerja guru
di MTsN Sumobito Jombang.
D. Perumusan Masalah
Sesuai dengan pokok masalah di atas, sehingga rumusan masalah
dalam penelitian tesis ini sebagai berikut :
a. Bagaimana kinerja kepala madrasah di Madrasah Tsanawiyah Negeri
Sumobito?.
b. Bagaimana kinerja Guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri Sumobito?.
c. Bagaimana Peranan kepala madrasah dalam upaya meningkatkan kinerja
guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri Sumobito?.
11
E. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang tertulis di atas, maka tujuan penulisan tesis
ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mendeskripsikan kinerja kepala madrasah di Madrasah Tsanawiyah
Negeri Sumobito?.
b. Untuk mendeskripsikan kinerja guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri
Sumobito?.
c. Untuk mendeskripsikan bagaimana peranan kepala madrasah dalam
meningkatkan kinerja guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri Sumobito.
F. Kegunaan Penelitian
Adapun manfaat dan kegunaan penelitian ini adalah sebegai berikut :
a. Bagi kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Sumobito Jombang, khususnya
dan kepala madrasah pada umumnya dalam melaksanakan tugas utamanya
yang relevan untuk meningkatkan kinerja guru.
b. Bagi guru pada umumnya untuk senantiasa menyadari akan pentingnya
meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan tugas kegiatan belajar
mengajar.
c. Bagi peneliti sebagai guru untuk menambah khazanah keilmuan tentang
peran kepemimpinan kepala madrasah dalam upaya meningkatkan kinerja
guru.
G. Hasil Penetian Terdahulu
Berdasarkan penemuan penulis, karya tulis ilmiah berbentuk tesis yang
12
membahas masalah Peranan Kepala Madrasah dalam Upaya Meningkatkan
Kinerja Guru di MTsN Sumobito Jombang pada program Pasca Sarjana
Konsentrasi Manajemen Pendidikan Islam Universitas Pesantren Tinggi Darul
Ulum, penulis tidak menemukan satu karya ilmiah yang sama, tetapi penulis
menemukan tesis Program Pasca Sarjana Universitas Pesantren Tinggi Darul
Ulum tahun 2008 yang berjudul : “Kepemimpinan kepala Madrasah dalam
Upaya Meningkatkan Kinerja Guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri Anjatan
Kabupaten Indramayu”. Penelitian ini diantaranya akan menguraikan bahwa
apa yang hendak penulis teliti pada dasarnya berbeda. Karena disini penulis
lebih menekankan kepada peran-peran kepala madrasah dan penghambat
kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru di
Madrasah Tsanawiyah Negeri Sumobito Jombang.
H. Sistematika Pembahasan
Sitematika pembahasan adalah rangkaian pembahasan yang memuat
seluruh isi tesis yang saling terkait sebagai satu kesatuan yang utuh.
Bab pertama, pendahuluan yaitu sebagai gambaran umum mengenai
seluruh isi tesis dan dijabarkan dalam berbagai sub bab yaitu : latar belakang,
selanjutnya ditentukan rumusan masalah, kemudian dilanjutkan tujuan
penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
Pada bab dua akan berisi penjelasan mengenai kepemimpinan kepala
madrasah dan kinerja guru.
Pada bab tiga membahas mengenai metodologi penelitian yang berisi,
tempat dan waktu penelitian, metode penelitian unit analisis, teknik
13
pengumpulan data, instrumen penelitian dan teknis analisis data
Selanjutnya pada bab empat membahas tentang temuan dalam
penelitian dan pembahasan terhadap hasil penelitian.
Pada akhirnya pembahasan seluruh tesis ini ditutup dengan kesimpulan,
saran-saran pada bab lima.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam sebuah organisasi kepemimpinan merupakan salah satu fungsi
manajemen yang sangat penting untuk dapat mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan harus menghadapi berbagai macam faktor seperti : struktur
atau tatanan, koalisi, kekuasaan, dan kondisi lingkungan organisasi.
Sebaliknya kepemimpinan rasanya dapat pula dijadikan satu alat penyelesaian
yang luar biasa terhadap problem apa saja yang sedang terjadi dalam suatu
organisasi. Kepemimpinan dapat berperan di dalam melindungi beberapa isu
pengaturan organisasi yang tidak tepat, seperti : job discription yang menjadi
penghalang tindakan yang efektif, kekurangan berbagai macam sumber,
prosedur yang dianggap tidak sesuai dan sebagainya yaitu problem-problem
organisasi yang lebih fundamental. Oleh karena peranan sentral kepemimpinan
dalam organisasi tersebut, dimensi-dimensi kepemimpinan yang bersifat
kompleks perlu dipahami dan dikaji secara terkoordinasi dan komprehensif,
sehingga peranan kepemimpinan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien.
Dimensi-dimensi tersebut adalah definisi apa yang dimaksud kepemimpinan,
berbagai macam studi tentang kepemimpinan, efektivitas kepemimpinan, serta
usaha-usaha memperbaiki kepemimpinan.1
Kepala madrasah sebagai pemimpin adalah satu pemahaman yang
diterima umum, dengan guru sebagai pengikut atau guru sebagai pekerja.
1
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah; Tinjauan
Permasalahannya, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hal. 15-16
1
Teoritik
dan
2
Belakangan ini makin banyak literatur reformasi yang secara konsisten
menekankan bahwa pemimpin yang efektif tidak menerapkan secara langsung,
tetapi sangat berpengaruh pada kemampuan madrasah untuk meningkatkan
mutu implementasi program-program dan keberhasilan akademik siswa.
Sementara aktivitas belajar siswa di madrasah makin diterima menempati
posisi “pertama, terakhir, dan selalu” tergantung pada kualitas guru. Ini
menunjukkan pentingnya kualitas kepemimpinan dalam menentukan kinerja
guru dan mutu pembelajaran di kelas.2
Kepala madrasah mempunyai kewenangan fungsional untuk melakukan
supervisi/pengawasan kepada para guru yang berada dibawah pimpinannya.
Peran kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru sangat diharapkan
agar para guru dalam mengajar lebih cakap, terarah dan professional, sehingga
lebih mudah dalam menangkap, mencerna dan kemudian merealisasikan
dalam tugas sehari-hari. Selanjutnya guru merupakan figur sentral dalam
menterjemahkan kebijakan kepala madrasah dan dalam penyelenggaraan
pendidikan, karena guru adalah sosok yang sangat dibutuhkan untuk
memotivasi keberhasilan peserta didiknya.
Kepala madrasah sebagai pemimpin di sebuah lembaga pendidikan
dituntut untuk dapat meningkatkan kualitas manajemen sumber dayanya
melalui prestasi kerjanya, terutama dalam hal pengelolaan organisasi dan
pelaksanaan tugas pokok serta tugas lainnya. Selain itu kepala madrasah perlu
mengaktualisasikan kemampuan manajerial untuk peningkatan kinerja guru.
2
Sudarwan Danim, Kepemimpinan Pendidikan; Kepemimpinan Jenius (IQ+EQ), Etika,
Perilaku Motivasional, dan Mitos, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 176
3
Hal ini sangat penting sebagai pemangku jabatan selaku kepala madrasah,
peningkatan profesi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya selaku
tenaga profesional dalam bidang pendidikan.
Pemimpin menggunakan seluruh kemampuan dan kecerdasannya
dengan memanfaatkan lingkungan dan potensi yang ada pada organisasi.
Dengan kata lain pemimpin berusaha melibatkan anggota organisasi untuk
mencapai tujuan. Kemampuan untuk menggerakkan, mengarahkan dan
mempengaruhi anggota organisasi sebagai upaya untuk mencapai tujuan
organisasi sebagai wujud kepemimpinannya. Kesanggupan mempengaruhi
perilaku orang lain kearah tujuan tertentu sebagai indikator keberhasilan
seorang pemimpin.3 Kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain kearah
tujuan tertentu sebagai indikator keberhasilan seorang pemimpin. Mengartikan
kepemimpinan sebagai keterlibatan yang dilakukan secara sengaja untuk
mempengaruhi perilaku orang.
Paradigma pendidikan yang memberikan kewenangan luas kepada
madrasah
dalam
mengembangkan
berbagai
potensinya
memerlukan
peningkatan kompetensi pemimpin dalam berbagai aspek manajerialnya, agar
dapat mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi yang di emban sekolahnya.
Kepemimpinan merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling
berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Kepala madrasah
bertanggung jawab atas manajeman pendidikan secara mikro, yang secara
langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di madrasah. Sebagaimana
3
Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah; Dalam Organisasi Pembelajar, (Bandung:
Alfabeta, 2009), hal. 119
4
dikemukakan dalam Pasal 12 ayat 1 PP 28 tahun 1990 bahwa: “Kepala
madrasah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan,
administrasi madrasah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan
pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana.
Kepemimpinan pendidikan berkaitan dengan masalah kepala madrasah
dalam meningkatkan kesempatan untuk mengadakan pertemuan secara efektif
dengan para guru dalam situasi yang kondusif. Dalam hal ini perilaku kepala
madrasah harus dapat mendorong kinerja para guru dengan menunjukkan rasa
bersahabat, dekat dan penuh pertimbangan terhadap para guru, baik sebagai
personal maupun sebagai kelompok. Perilaku kepala madrasah yang positif
dapat mendorong, mengarahkan, dan memotivasi seluruh warga madrasah
untuk bekerja sama dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan madrasah.
Kinerja guru atau prestasi kerja (performance) merupakan hasil yang
dicapai oleh guru dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta
penggunaan waktu. Kinerja guru akan baik jika guru telah melaksanakan
unsur-unsur yang terdiri kesetiaan dan komitmen yang tinggi pada tugas
mengajar, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran, kedisplinan,
dalam mengajar dan tugas lainnya, kreativitas dalam pelaksanaan pengajaran,
kerjasama dengan semua warga sekolah, kepemimpinan yang menjadi panutan
siswa, kepribadian yang baik, jujur dan obyektif dalam membimbing siswa,
serta tanggungjawab terhadap tugasnya. Oleh karena itu kepala madrasah
selaku pemimpin adalah melakukan penilaian terhadap kinerja guru. Penilaian
5
ini penting untuk dilakukan mengingat fungsinya sebagai alat evaluasi
kepemimpinan bagi kepala madrasah.
Kepemimpinan kepala madrasah merupakan upaya yang dilakukan dan
hasil yang dapat dicapai oleh kepala madrasah dalam mengimplementasikan
manajemen madrasah untuk mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan
efisien, produktif, dan akuntabel. Oleh karena itu, kepala madrasah memiliki
posisi yang sangat penting dalam menggerakkan manajemen sekolah agar
dapat berjalan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan zaman;
khususnya kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, budaya, dan seni.
Pentingnya kepemimpinan kepala madrasah ini perlu lebih ditekankan lagi,
terutama dalam kaitannya dengan kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi
pendidikan. Dalam desentralisasi pendidikan yang menekankan pada
menajemen berbasis madrasah, kepala madrasah memiliki otonomi yang tinggi
dalam memajukan dan mengembangkan madrasahnya. Meski demikian, tidak
sedikit kepala madrasah yang kebingungan, karena tidak memahami visi dan
misinya.4
Pada kondisi riil tugas mendidik, ada keberagaman sifat guru ada yang
bersemangat dan penuh tanggung jawab, ada juga guru dalam melakukan
pekerjaan itu tanpa dilandasi rasa tanggung jawab dalam arti tidak sesuai
kinerja guru yang diharapkan seperti seringnya guru tidak dapat mengajar pada
satu mata pelajaran, karena hal lain berakibat pada siswa hanya diberi tugas
yang harus cepat diselesaikan pada waktu yang ditentukan lalu dikumpulkan
4
E, Mulyasa, Manajemen & Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara,
2012), hal. 17-18
6
secara bersama-sama. Selain itu juga ada guru yang datang tidak tepat pada
waktunya ketika jam pembelajaran harus segera berlangsung yang kemudian
mengakibatkan murid harus menunggu lalu tidak ada kontrol dari guru
sehingga kondisi kelas menjadi kurang kondusif dan mengganggu kelas
lainnya.
Dalam Undang-undang Sisdiknas dalam pasal 2 dijelaskan bahwa
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (UU Sisdiknas 2003 : 7)
Kemudian jika berpedoman pada Keputusan Menteri Agama No. 372 tahun
1993 tentang pendidikan dasar berciri khas agama Islam pada hakekatnya
sama
dengan
tujuan
pendidikan
dasar
berciri
khas
agama
yang
diselenggarakan pada Madrasah Tsanawiyah (MTs) bertujuan memberikan
bekal kemampuan dasar sebagai perluasan serta peningkatan pengetahuan
agama dan keterampilan yang diperoleh di Madrasah Ibtidaiyah atau Sekolah
Dasar yang bermanfaat bagi siswa. Untuk mengembangkan kehidupan sebagai
pribadi muslim, anggota masyarakat dan warga negara sesuai dengan tingkat
perkembangan serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan
menengah dan atau mempersiapkan mereka untuk hidup dimasyarakat.
Mengacu pada tujuan pendidikan yang telah dijabarkan di atas maka
7
dapatlah dijelaskan bahwa Madrasah Tsanawiyah Negeri mempunyai tugas
sebagai berikut :
1. Tugas Pokok
a. Sebagai lembaga yang menampung tamatan Madrasah Ibtidaiyah atau
Sekolah Dasar
b. Sebagai lembaga untuk mengadakan proses kegiatan belajar mengajar
c. Sebagai lembaga yang mempersiapkan siswa untuk mengikuti jenjang
pendidikan menengah atau mempersiapkan siswa untuk hidup di
masyarakat. (KMA. No. 369, 1993)
Fungsi Madrasah Tsanawiyah Negeri tidaklah terlepas dari tugas pokok
madrasah Tsanawiyah yaitu :
a. Mengadakan proses kegiatan belajar mengajar sesuai dengan
kurikulum yang berlaku
b. Melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan bakat dan
minat siswa;
c. Melaksanakan administrasi madrasah termasuk perpustakaan
Dengan tugas diemban tersebut maka diharapkan melahirkan lulusan
yang berkualitas, yang selanjutnya peningkatan kualitas harus diikuti dengan
upaya peningkatan skill kepala madrasah dalam mengelola madrasah yang
efektif dengan ditandai terpenuhinya indikator layanan belajar siswa.
Madrasah Tsanawiyah Negeri adalah lembaga pendidikan yang
bernaung di bawah Kementerian Agama yang berfungsi sebagai pelaksana visi
dan misi madrasah dan sekaligus sebagai media dakwah bagi masyarakat
8
sekitar. Melihat kondisi Madrasah saat ini telah dilengkapi dengan sumber
daya manusia yang memadai, prasarana dan sarana pendidikan yang
representatif untuk memenuhi standar sebagai Madrasah Tsanawiyah Negeri.
Pengelolaan Madrasah Tsanawiyah negeri diharapkan dapat dikelola secara
professional dan terbuka supaya memperoleh kepercayaan yang tinggi dari
masyarakat dan pada akhirnya akan memperoleh dukungan penuh dari
masyarakat. Dengan demikian maka masyarakat tidak akan segan untuk
menyekolahkan anaknya ke Madrasah Tsanawiyah dibandingkan ke Sekolah
Umum, selain itu Madrasah memiliki nilai plus yang berupa pendidikan agama
yang di ajarkan secara lebih detail yang menjelaskan tentang hubungan
manusia dengan sang Kholiq dan hubungan dengan sesama manusia sehingga
diharapkan output dari Madrasah Tsanawiyah dapat hidup di tengah-tengah
masyarakat dan menjadi tumpuan bagi para orang tua yang menyekolahkan
anaknya di madrasah Tsanawiyah.
H. M. Arifin menjelaskan bahwa madrasah dapat mengemban tugas
dan fungsi pendidikan yang mulia. Tugas pendidikan itu adalah sebagai
berikut :
a. Tugas pendidikan adalah membimbing dan mengarahkan pertumbuhan
dan perkembangan manusia dari tahap ke tahap kehidupan anak didik
sampai mencapai titik kemampuan yang optimal. Bimbingan dan
pengarahan tersebut menyangkut potensi, predesposisi (kemampuan
dasar) serta bakat manusia yang mengandung kemungkinan berkembang
ke arah kematangan yang optimal
b. Sedangkan fungsi pendidikan adalah menyediakan fasilitas yang dapat
memungkinkan tugas pendidikan tersebut dapat berjalan lancar.
Penyediaan fasilitas ini mengandung arti dan tujuan bersifat struktural
dan institusional.
Masih menurut beliau yang berkaitan dengan lembaga pendidikan Islam
ada tiga tugas yang diemban oleh lembaga pendidikan Islam yaitu :
9
1. Pembebasan manusia dari ancaman api neraka sesuai dengan
perintah Allah dalam surat At Tahrim : 6 yang berbunyi :
“Jagalah dirimu dan keluargamu dari ancaman api neraka” (Q.S. At
Tahrim : 6)
2. Pembinaan umat manusia menjadi hamba Allah yang mempunyai
keselarasan dan keseimbangan hidup bahagia di dunia dan akhirat
sebagai dualisasi cita-cita seorang yang beriman dan bertaqwa dan
senantiasa mendekatkan diri kepada Allah
3. Membentuk pribadi manusia yang memancarkan sinar keimanan
yang kaya dengan ilmu pengetahuan yang satu sama lain saling
mengembangkan hidupnya untuk menghambakan dirinya kepada
Khaliqnya.5
Penelitian ini dimaksudkan untu memberikan deskripsi peranan kepala
madrasah dalam upaya meningkatkan kinerja guru di Madrasah Tsanawiyah
Negeri Sumobito Jombang.
B. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah mengenai peranan kepala madrasah dalam
upaya meniingkatkan kinerja guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri Sumobito
Jombang
Berdasarkan latar belakang yang di uraiakan di atas, maka fokus
penelitian ini adalah :
H.M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara. Bandung. 1993 : 33-34
5
10
a. Kinerja kepala madrasah dalam upaya meningkatkan kinerja guru di
Madrasah Tsanawiyah Negeri Sumobito Jombang.
b. Kinerja guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Sumobito Jombang
c. Peranan kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru di Madrasah
Tsanawiyah Negeri Sumobito Jombang.
d. Hambatan-hambatan kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru di
Madrasah Tsanawiyah Negeri Sumobito Jombang.
C. Pembatasan Masalah
Untuk meminimalisir permasalahan yang tidak relevan, dan akibat dari
adanya keterbatasan waktu, sumber data, maka perlu kiranya diberikan batasan
masalah yang akan menjadi acuan untuk memperoleh solusi terbaik, adapun
batasan masalah adalah tentang peranan kepala madrasah dalam upaya
meningkatkan kinerja guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri Sumobito dan
hambatan-hambatan kepala madrasah dalam upaya meningkatkan kinerja guru
di MTsN Sumobito Jombang.
D. Perumusan Masalah
Sesuai dengan pokok masalah di atas, sehingga rumusan masalah
dalam penelitian tesis ini sebagai berikut :
a. Bagaimana kinerja kepala madrasah di Madrasah Tsanawiyah Negeri
Sumobito?.
b. Bagaimana kinerja Guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri Sumobito?.
c. Bagaimana Peranan kepala madrasah dalam upaya meningkatkan kinerja
guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri Sumobito?.
11
E. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang tertulis di atas, maka tujuan penulisan tesis
ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mendeskripsikan kinerja kepala madrasah di Madrasah Tsanawiyah
Negeri Sumobito?.
b. Untuk mendeskripsikan kinerja guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri
Sumobito?.
c. Untuk mendeskripsikan bagaimana peranan kepala madrasah dalam
meningkatkan kinerja guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri Sumobito.
F. Kegunaan Penelitian
Adapun manfaat dan kegunaan penelitian ini adalah sebegai berikut :
a. Bagi kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Sumobito Jombang, khususnya
dan kepala madrasah pada umumnya dalam melaksanakan tugas utamanya
yang relevan untuk meningkatkan kinerja guru.
b. Bagi guru pada umumnya untuk senantiasa menyadari akan pentingnya
meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan tugas kegiatan belajar
mengajar.
c. Bagi peneliti sebagai guru untuk menambah khazanah keilmuan tentang
peran kepemimpinan kepala madrasah dalam upaya meningkatkan kinerja
guru.
G. Hasil Penetian Terdahulu
Berdasarkan penemuan penulis, karya tulis ilmiah berbentuk tesis yang
12
membahas masalah Peranan Kepala Madrasah dalam Upaya Meningkatkan
Kinerja Guru di MTsN Sumobito Jombang pada program Pasca Sarjana
Konsentrasi Manajemen Pendidikan Islam Universitas Pesantren Tinggi Darul
Ulum, penulis tidak menemukan satu karya ilmiah yang sama, tetapi penulis
menemukan tesis Program Pasca Sarjana Universitas Pesantren Tinggi Darul
Ulum tahun 2008 yang berjudul : “Kepemimpinan kepala Madrasah dalam
Upaya Meningkatkan Kinerja Guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri Anjatan
Kabupaten Indramayu”. Penelitian ini diantaranya akan menguraikan bahwa
apa yang hendak penulis teliti pada dasarnya berbeda. Karena disini penulis
lebih menekankan kepada peran-peran kepala madrasah dan penghambat
kepemimpinan kepala madrasah dalam meningkatkan kinerja guru di
Madrasah Tsanawiyah Negeri Sumobito Jombang.
H. Sistematika Pembahasan
Sitematika pembahasan adalah rangkaian pembahasan yang memuat
seluruh isi tesis yang saling terkait sebagai satu kesatuan yang utuh.
Bab pertama, pendahuluan yaitu sebagai gambaran umum mengenai
seluruh isi tesis dan dijabarkan dalam berbagai sub bab yaitu : latar belakang,
selanjutnya ditentukan rumusan masalah, kemudian dilanjutkan tujuan
penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
Pada bab dua akan berisi penjelasan mengenai kepemimpinan kepala
madrasah dan kinerja guru.
Pada bab tiga membahas mengenai metodologi penelitian yang berisi,
tempat dan waktu penelitian, metode penelitian unit analisis, teknik
13
pengumpulan data, instrumen penelitian dan teknis analisis data
Selanjutnya pada bab empat membahas tentang temuan dalam
penelitian dan pembahasan terhadap hasil penelitian.
Pada akhirnya pembahasan seluruh tesis ini ditutup dengan kesimpulan,
saran-saran pada bab lima.
Belum terdapat comments pada "PERANAN KEPALA MADRASAH DALAM UPAYA MENINGKATKAN KINERJA GURU DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI SUMOBITO JOMBANG", silahkan berikan komentar pertama.
Post a Comment