Catatan Sejarah Rakyat Islam Indonesia

Episentrum Pengkajian Islam dan Riset Sosial

-EMPIRIS-



Catatan Sejarah Rakyat Islam Indonesia




CATATAN SEJ ARAH
RAKYAT ISLAM INDONESIA
1905 - 1962



ISLAM



NASIONALIS



SOSIALIS-KOMUNIS



17 Juli 1905

Di Jakarta berdiri perkumpulan al-Jam’iyat al-
Khairiyah, yang mendirikan sekolah dasar untuk
masyarakat Arab. Kurikulumnya modern, karena yang
diajarkan di sekolah itu bukan hanya pelajaran
agama, tetapi juga berhitung, sejarah, geografi dan
lain-lain.

16 Oktober 1905

Syarikat Dagang Islam (SDI) berdiri di kampung
Sondokan, Solo, oleh Haji Samanhudi, Sumowardoyo,
Wiryotirto, Suwandi, Suryopranoto, Jarmani,
Haryosumarto, Sukirdan Martodikoro.



Tahun 1906-1907

Sebagai akibat politik etis yang di dalamnya
terkandung usaha memajukan pengajaran, maka
pada dekade pertama abad XX bagi anak-anak
Indonesia masih mengalami hambatan kekurangan
dana belajar. Keadaan yang demikian ini
menimbulkan keprihatinan dr. Wahidin Sudirohusodo
untuk dapat menghimpun dana itu, dengan melakukan
propaganda berkeliling Jawa. Rupanya ide yang baik
dari dr. Wahidin itu di terima dan dikembangkan oleh
Sutomo, seorang mahasiswa STOVIA dan dari sinilah
awal perkembangannya menuju keharmonisan bagi
tanah dan orang Jawa dan Madura.



Pengurus pertama Syarikat Dagang Islam (SDI):



1 . Ketua

2. Penulis I

3. Penulis II

4. Pembantu

5. Pembantu keuangan

6. Pembantu

7. Pembantu

8. Pembantu



: Haji Samanhudi
: Sumowardoyo
: Sukir

: Jamal Surodisastro
: Sukir dan Haji Saleh
: Haryosumarto
: Wiryosutirto
: Atmo



Asas dan tujuan SDI:

1 . Mengutamakan sosial ekonomi.

2. Mempersatukan pedagang-pedagang batik.

3. Mempertinggi derajat bumiputra.

4. Memajukan agama dan sekolah-sekolah
Islam.



Tahun 1907

Insulinde didirikan di Bandung sebagai reaksi
terhadap faham kolot dari Indische Bond (didirikan
tahun 1898 oleh peranakan dan totok, organisasi
sosial ekonomis buat kepentingan peranakan).

20 Mei 1908

Sebagai tindak-lanjutnya, dr. Sutomo dan rekan-
rekannya mendirikan Budi Utomo (BU) di Jakarta.
Corak baru yang diperkenalkan BU adalah kesadaran
lokal yang diformulasikan dalam wadah organisasi
modern dalam arti bahwa organisasi itu mempunyai
pimpinan, ideologi yang jelas dan anggota.

Perkumpulan ini di pimpin oleh kaum Ambtenaar,
yaitu para pegawai negeri yang setia kepada



Mei 1914

H.J.F.M. Sneevlit dengan teman-temannya bangsa
Belanda (Brandsteder, Ir. Baars, Van Burink) yang
sepaham, mendirikan ISDV (de Indische Social
Demoratische Vereeniging) di Semarang. ISDV
bertujuan menyebarkan faham-faham Marxis.

12 September 1917

Debat terbuka antara golongan Islam dan Komunis
dalam Sarekat Islam di Surabaya, dalam rangka
membicarakan persoalan Indie Weerbaar. Golongan
Komunis bukan saja menolak, akan tetapi juga
mengecam pemimpin-pemimpin SI yang bukan
Komunis.

September 1917

Partai Indische Social Democratische Partij (ISDP)
sebagai cabang SDAP dari Negeri Belanda. Dalam
bulan Juni 1919 di ubah menjadi partai berdiri sendiri,
dengan nama ISDP dan terbuka buat segala golongan
bangsa. Baik ISDV maupun ISDP, kedua-duanya
tidak dapat memikat hati rakyat. Pemimpin-pemimpin
ISDP yang berpengaruh adalah J. E. Stokvis, Ir.
Cramer dan Prof. Van Gelderen, bangsa Indonesia
tidak seorang pun.

20-27 Oktober 1917

Kongres (SI) Nasional yang kedua, yang
dilangsungkan di Jakarta, dalam pembicaraannya
ternyata lebih berani terhadap pemerintah dan badan-



EMPIRI S/©2006 2




Catatan Sejarah Rakyat Islam Indonesia



Latar-belakang pendirian SDI :

1. Kompetisi yang meningkat dalam bidang
perdagangan batik, terutama terhadap
golongan Cina.

2. Sikap superioritas orang-orang Cina terhadap
orang-orang Indonesia sehubungan dengan
berhasilnya Revolusi Cina (1 91 1 ).

3. Adanya tekanan oleh masyarakat Indonesia di
Solo (dari kalangan bangsawan mereka
sendiri).

Tahun 1905

Gerakan reformasi dan modernisasi ini meluas di
Minangkabau dan perintisnya adalah Syekh Thaher
Jalaluddin. Majalah al-lman adalah alat penyebar
Reformisme keluar Minangkabau, di samping memuat
ajaran agama dan peristiwa-peristiwa penting dunia.

Tahun 1909

Tirtoadisuryo mendirikan Sarekat Dagang Islamiah
(SDI) di Batavia.

Pada tahun yang sama, H. Abdullah Akhmad
mendirikan majalah al-Munir di Padang, yang
bertujuan menyebarkan agama Islam yang
sesungguhnya dan terbit di Padang tahun 1910-1916.

Tahun 1910

Tirtoadisuryo mendirikan perusahaan dagang Sarekat
Dagang Islamiah NV di Bogor. Kedua organisasi
tersebut (SDI Batavia dan Bogor) dimaksudkan untuk
membantu pedagang-pedagang bangsa Indonesia
dalam menghadapi saingan orang-orang Cina.

Tahun 1911

Ambon’s Bond didirikan oleh pegawai negeri di
Ambonia, untuk memajukan pengajaran dan
penghidupan rakyat Ambon. Haji Abdulhalim
mendirikan Persyarikatan Ulama di Ciberelang,
Majalengka, yang bergerak di bidang pendidikan dan
ekonomi.



pemerintah kolonial Belanda. Pusat perkumpulan
ditempatkan di Yogyakarta. Sebagai ketua Pengurus
Besar yang pertama di pilih R. T. Tirtokusumo, bupati
Karanganyar, sedang anggota-anggota Pengurus
Besar yang lain-lain pegawai negeri atau bekas
pegawai negeri belaka, la memimpin BU sejak tahun
1908 sampai dengan tahun 1911. Kemudian dia
digantikan oleh Pangeran Aryo Noto Dirojo dari istana
Paku Alam, Yogyakarta. Sebagai orang keraton yang
di beri gaji oleh Belanda, maka ketua BU itu sangat
patuh kepada induk-semangnya.

3-5 Oktober 1908

Kongres BU pertama di Jakarta, dengan terjadi
perubahan orientasi, dari terbatas dalam kalangan
priyayi menjadi menekankan cara baru bagaimana
memperbaiki kehidupan rakyat. Kongres itu
menetapkan tujuan perkumpulan: kemajuan yang
selaras (harmonis) buat negeri dan bangsa, terutama
dengan memajukan pengajaran, pertanian,
peternakan dan dagang, teknik dan industri,
kebudayaan (kesenian dan ilmu).

Tahun 1908

Di kalangan priyayi gedhe yang sudah mapan tidak
senang terhadap lahirnya BU, sehingga para bupati
membentuk perkumpulan Regenten Bond Setia Mulia
di Semarang, untuk mencegah cita-cita BU yang di
anggap mengganggu stabilitas sosial mereka.

Pada tahun yang sama, berdirilah Indische
Vereeniging (IV) di Negeri Belanda, yang diprakarsai
oleh Sutan Kasayangan dan R. M. Noto Suroto.
Semula organisasi ini merupakan pusat kegiatan
sosial dan kebudayaan sebagai ajang bertukar pikiran
tentang situasi tanah air. Kemudian bernama
Indonesische Vereeniging (Perhimpunan Indonesia).

Agustus 1912

Pemimpin-pemimpin golongan Minahasa mendirikan
“Rukun Minahasa” di Semarang. Tujuannya ialah



badannya daripada kongres yang pertama. Tetapi
pimpinan CSI masih menyetujui aksi parlementer-
evolusioner. Juga usul Semaun untuk tidak ikut
campur dalam gerakan Indie Weerbaar tidak di terima
(pada waktu itu Abdul Muis sebagai anggota “Utusan
Indie Weerbaar” memberikan laporan tentang
pengalamannya di negeri Belanda).

Kongres SI kedua memutuskan bahwa azas
perjuangan SI ialah mendapatkan zelf bestuur atau
pemerintahan sendiri. Selain itu, ditetapkan pula azas
kedua berupa “strijd tegen overheersing van het
zondig kapitalisme” atau perjuangan melawan
penjajahan dari Kapitalisme yang jahat.

Tetap di ambil jalan parlementer, ditentukan program
azas dan daftar usaha dari partai. Pemerintahan
kebangsaan menjadi maksud dari Sarekat Islam.
Daftar usaha memuat: aksi untuk decentralisatie
pemerintahan dan hak pemilihan, kemerdekaan
bergerak, pertanian, persoalan uang dan pajak,
persoalan sosial dan pembelaan negeri. CSI akan
berjuang dalam Volksraad. Putusan ini tidak disetujui
Semaun.

Dalam kongres ini telah disetujui suatu rumusan
“Keterangan Pokok” (Asas) dan Program Kerja, yang
mencerminkan sifat politik dari organisasi ini.
Keterangan Pokok ini menyatakan kepercayaan CSI
bahwa agama Islam itu membuka rasa pikiran tentang
persamaan derajat manusia, di samping itu
menjunjung tinggi kepada kekuasaan negeri, dengan
harapan akan memperoleh pemerintahan sendiri
(zelfbestuur) dalam ikatan dengan negeri Belanda.
Tentang Program Kerja yang berjumlah delapan buah,
satu diantaranya mengenai politik, Sarekat Islam
menuntut berdirinya dewan-dewan daerah dan
perluasan hak-hak Volksraad, yang setahun lagi akan
di bentuk.

Keterangan Pokok ini mengemukakan kepercayaan



EMPIRI S/©2006 3



Catatan Sejarah Rakyat Islam Indonesia



11 Juni 1912

Cokroaminoto masuk SI bersama Hasan Ali Surati,
seorang keturunan India kaya, yang kelak kemudian
memegang keuangan surat kabar SI, Utusan Hindia.
Cokroaminoto kemudian duduk sebagai pemimpin
Syarikat Islam.

12 Agustus 1912

Residen Surakarta membekukan SDI setelah
organisasi itu berkembang cepat ke daerah-daerah
lain di Jawa dan setelah kegiatan-kegiatan pada
anggotanya di Solo meningkat tanpa dapat diawasi
oleh penguasa setempat. Perkelahian terus-menerus
terjadi dengan golongan Cina; sebuah pemogokan
dilancarkan oleh pekerja-pekerja di perkebunan
Krapyak di Mangkunegaran pada permulaan bulan
Agustus 1912. Kedua macam kerusuhan ini menurut
pihak penguasa disebabkan oleh Sarekat Islam.

Rijksbestuur Solo atas perintah Residen Belanda
melarang untuk sementara waktu SI bekerja, karena
SI di anggap berbahaya bagi ketertiban umum,
membuat huru-hara di Solo, terutama terhadap kaum
dagang Cina. Selain di larang bersidang dan
menerima anggota baru, pemimpinnya mengalami
penggeledahan, tetapi tidak berhasil.

10 September 1912

Sampai dengan awal tahun 1912, Syarikat Dagang
Islam masih memakai anggaran dasar yang lama
yang di buat oleh Haji Samanhudi. Karena beliau tidak
puas atas anggaran dasar itu, maka beliau
menugaskan kepada Cokroaminoto di Surabaya yang
baru masuk Syarikat Islam, supaya membuat
anggaran dasar yang baru yang disahkan di depan
Notaris pada tanggal 10 September 1912. Sehingga
Syarikat Dagang Islam (SDI) berganti nama menjadi
Syarikat Islam (SI).

Cokroaminoto mensosialisasikan PAN-lslamisme
dengan target:



mencapai derajat hidup yang layak bagi rakyat
Minahasa, antara lain dengan jalan menghilangkan
sebab-sebab yang menjadikan turun kedudukannya,
memajukan nafsu tolong-menolong menyokong
pendidikan dan pengajaran, memajukan ekonomi
rakyat. Ketuanya adalah J. H. Pangemanan. Pemuka
yang lain-lain adalah Dr. Ratulangi dan P.A.
Mandagie.

25 Desember 1912

Partai Hindia atau IP (Indische Partij) didirikan oleh
E. F. E. Douwes Dekker alias Setiabudi di Bandung,
dan merupakan organisasi campuran orang Indo dan
bumiputra. IP menjadi organisasi politik yang kuat
pada waktu itu, setelah ia bekerjasama dengan dr.
Cipto Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat alias
Ki Hajar Dewantoro. Douwes Dekker menjadi
ketuanya, dr. Cipto Mangunkusumo dan R. M. Suwardi
Suryaningrat (Ki Hajar Dewantoro) menjadi anggota
pengurus.

Indische Partij terbuka buat semua golongan bangsa
(bangsa Indonesia, bangsa Eropa yang terus tinggal
disini, Belanda peranakan, peranakan Tionghoa dan
sebagainya), yang merasa dirinya seorang “indier”.

Tahun 1913

“Mena Muria” berdiri di Semarang, untuk mencapai
kemajuan dan kemakmuran golongan Ambon.

September 1914

Jong Pasundan berdiri di Jakarta. Anggaran dasarnya
adalah secorak dengan Budi Utomo, tetapi ditujukan
untuk daerah Pasundan saja. Pasundan (Paguyuban
Pasundan) didirikan untuk mempersatukan “bangsa
Sunda”.

Tahun 1914

Terjadi Perang Dunia I, dan Budi Utomo turut
memikirkan cara mempertahankan Indonesia dari
serangan luar dengan mengadakan milisi yang


Lengkapnya Langsung saja download file berikut ini gratis

Klik Download Via Userscloud

Klik Download Via Tusfiles


Itulah materi tentang Materi Catatan Sejarah Rakyat Islam Indonesia yang bisa anda manfaatkan sebagai bahan pelajaran atau mengajar menjadi guru atau dosen.

Related Post

Belum terdapat comments pada "Catatan Sejarah Rakyat Islam Indonesia", silahkan berikan komentar pertama.

Post a Comment